HUT ke-141 Klenteng Poncowinatan Ajang untuk Memperkenalkan Budaya Tionghoa

0
10
HUT ke-141 Klenteng Poncowinatan Ajang untuk Memperkenalkan Budaya Tionghoa (dok.Humas Pemda DIY)

KABAREWISATA.COM – Etnis Tionghoa di DIY adalah salah satu penyumbang kekayaan dan keberagaman etnis, suku dan budaya.

“Untuk itu, sudah sewajarnya apabila kebudayaan asli Tionghoa ini tetap dipertahankan sebagai ciri khas keberagaman dan simbol persatuan yang patut dibanggakan,” papar Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, ketika menerima audiensi para tokoh pecinan DIY, Rabu (22/6/2022) di Gedhong Pare Anom, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta.

Kepada Wakil Gubernur DIY, para tokoh pecinan DIY mengutarakan niatnya untuk menggelar perayaan ulang tahun ke-141 Klenteng Poncowinatan. Rencananya, acara tersebut akan digelar pada 22-24 Juli 2022 mendatang.

Sri Paduka Paku Alam X menyambut baik rencana perayaan tersebut. “Karena nantinya tidak hanya sekadar perayaan ulang tahun saja, namun juga menjadi ajang untuk memperkenalkan budaya Tionghoa yang sudah mulai luntur,” ungkap Paku Alam X.

Bagaimanapun, Tionghoa adalah bagian tidak terpisahkan dari Keistimewaan DIY yang harus dilestarikan, dijaga dan diwariskan kepada pemuda-pemudi etnis Tionghoa.

Sudah sewajarnya kebudayaan tersebut diuri-uri. Kalau bisa, budaya itu justru memang dipelihara karena wilayah Kranggan ini yang menjadi Pecinan.

Kranggan itu memang banyak heritage. Banyak budaya Tionghoa di situ, yang kelihatannya makin luntur. “Nah, ini kalau bisa terus digali lagi,” ungkap Sri Paduka Paku Alam X,

Ketua Pelaksana Kegiatan Perayaan HUT Klenteng Poncowinatan, Agus Handoko, mengatakan, nantinya pada perayaan HUT ke-141 Klenteng Poncowinatan ini akan dibarengi dengan pagelaran seni.

Beberapa kesenian akan kembali digali dan ditampilkan agar masyarakat lebih mengenal seperti apa budaya Tionghoa itu.

“Kita ingin melalui perayaan ini masyarakat jadi tahu, Tionghoa itu punya budaya apa saja? Termasuk juga nanti ada jemparingan, kemudian batik Tionghoa, kuliner Tionghoa, kemudian ramal-meramal dan lainnya. Itu nanti akan kita tampilkan pada perayaan tersebut, selain tentunya juga yang wajib bagi kami adalah sembahyangan,” jelas Agus.

Acara tersebut akan digelar di pelataran Klenteng Kwan Tee Kiong atau Klenteng Poncowinatan yang didirikan pada tahun 1879 oleh Sultan Hamengku Buwono VII.

Sejarahnya, klenteng ini didirikan di atas tanah hibah Keraton Yogyakarta dan diberikan kepada masyarakat Tionghoa.

Klenteng Poncowinatan selama ini digunakan sebagai tempat pemujaan Tri Dharma. Yaitu Buddha, Konghucu, dan Taoisme. Upacara keagaman di klenteng ini, biasanya dilaksanakan pada hari ulang tahun klenteng pada tanggal 24 bulan ke-6 dan tahun baru Imlek.

Maka, dalam upaya lebih mengenalkan keberadaan klenteng ini sekaligus mengenalkan budaya dan etnis Tionghoa acara perayaan ini nantinya akan terbuka untuk umum. Oleh karena itu, acara sengaja digelar di pelataran klenteng agar masyarakat lebih mudah menjangkau dan lebih leluasa.

Anton menambahkan, acara perayaan ulang tahun ini baru pertama kali digelar tahun 2022 ini. Sesuai dengan arahan Sri Paduka, Anton berharap acara ini bisa rutin digelar tiap tahun dengan menggandeng Dinas Pariwisata, Dinas Kebudayaan, dan pihak lainnya.

Pada pagelaran pertama ini, Anton mengaku optimis dan telah mengoptimalkan beberapa asrama yang ada di seputaran Pecinan Kranggan untuk memeriahkan acara.

Karena tujuan perayaan juga untuk meningkatkan ekonomi masyarakat, Anton juga sudah bekerjasama dengan Ketua RW setempat untuk mendata sejumlah pedagang yang akan berpartisipasi. Sedikitnya ada 40 pedagang kuliner khas Tionghoa telah mendaftarkan diri untuk ambil bagian.

“Harapan kami memang daerah sana bisa menjadi destinasi wisata baru sehingga bisa mengangkat kesejahteraan warga sekitarnya,” pungkas Anton. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here