CCM dan LPI DD Ajak Masyarakat Ngabuburit Berfaedah Membuat Eco Enzyme

0
14
Acara Greeneration: Yuk Mulai Pilah Pilih Sampah! Eco Enzyme, Solusi Kelola Sampah Organik - (ist)

BOGOR, KABAREWISATA.COM – Dalam rangka merayakan Hari Bumi, Cibinong City Mall (CCM) bekerja sama dengan Ramadan Eduaction Festival LPI DD menghelat Greeneration: Yuk Mulai Pilah Pilih Sampah! Eco Enzyme, Solusi Kelola Sampah Organik bersama Aang Hudaya, Pegiat Eco Enzyme yang diadakan di Main Atrium Cibinong City Mall pada Sabtu (25/3/2023).

Eco enzyme merupakan hasil fermentasi limbah dapur organik, ampas buah dan sayuran dicampur dengan gula merah dan didiamkan dalam air selama sekitar tiga bulan.

Aang Hudaya mengatakan, meski prosesnya lama, tapi manfaatnya luar biasa. Selain jadi dekomposer untuk menyuburkan tanah, eco enzyme juga bisa dimanfaatkan untuk sabun cuci piring, detergen, sampo, desinfektan, dan lainnya. “Tidak hanya banyak manfaat, penggunaan eco enzyme juga membantu menjaga kelestarian bumi,” ujarnya.

Aang menuturkan dalam siaran langsung di Instagram Cibinong City Mall jika komposisi sampah terbanyak adalah sisa makanan yakni terdiri dari 30% sepanjang tahun 2019-2021. Sebanyak 40% berasal dari sampah rumah tangga selama tiga tahun terakhir (2019-2021). Hal ini yang membuatnya tergerak memproduksi eco-enzyme.

“Sampah rumah tangga terlihat tidak pernah berkurang adalah, kalau kita bayangkan dua hari saja tidak ada yang mengambil sampah rumah tangga di lingkungan rumah bau tidak sedap jelas akan ke mana-mana,” jelas Aang.

Eco enzyme sendiri merupakan cairan serba guna yang dibuat dengan cara fermentasi dari kulit buah, sisa sayuran, gula merah atau molase dan air. Proses fermentasi akan memakan waktu tiga bulan. Ketika sudah waktunya dipanen, cairan memiliki banyak manfaat bagi masyarakat ataupun lingkungan.

Aang juga menjelaskan langkah-langkah membuat eco enzyme, di antaranya menaruh Gula (1 kg/gr), sisa buah/sayuran (3 kg/gr), dan air (10 lt/ml) dalam wadah seperti toples atau botol bekas. Semakin banyak jenis bahan buah atau sayuran yang digunakan semakin kaya hasil eco enzymenya.

“Jangan lupa bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia. Ukur volume wadah. Masukan air bersih maksimum 60% dari volume wadah. Masukan gula sesuai takaran, yaitu 10% dari berat air. Masukan potongan sisa buah dan sayuran yaitu 30% dari berat air. Lalu aduk rata.Tutup rapat sampai panen. Beli label tanggal pembuatan dan tanggal panen,” ungkap Aang.

Dengan banyaknya sampah rumah tangga dan mayoritas masih terbuang sia-sia sehingga menyebabkan masalah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), maka pembuatan eco enzyme di rumah menjadi opsi terbaik dalam meminimalkan sampah.

“Melalui pembuatan eco-enzyme kita telah berkontribusi menjaga alam,” pungkasnya. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here