KABAREWISATA.COM – Dalam acara syawalan wartawan dan jumpa pers di Pendapa Rumah Dinas Bupati Sleman, Kamis (4/5/2023), Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, sampaikan evaluasi pelayanan publik selama libur Idul Fitri 2023.
Didampingi Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman, Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan serta Kepala Dinas PUPKP, kepada wartawan peliput di lingkungan Pemkab Sleman, Kustini mengatakan bahwa libur Idul Fitri dimulai 15 April 2023 hingga 1 Mei 2023. Sedangkan puncak kunjungan wisata terjadi pada tanggal 23-25 April 2023.
Disampaikan Kustini, perputaran uang selama itu sebesar Rp. 889,4 Miliar. “Rata-rata belanja wisatawan di Kabupaten Sleman untuk akomodasi, kuliner, belanja dan destinasi wisata,” kata Kustini.
Untuk akomodasi 48,25 persen, kuliner 26,32 persen, belanja 21,93 persen dan destinasi wisata 3,51 persen. Dijelaskan Kustini, jumlah kunjungan wisata kuliner sebanyak 827.245 orang dan jumlah kunjungan destinasi wisata sebanyak 302.003 orang wisatawan.
Untuk kunjungan wisata Idul Fitri di Kabupaten Sleman meliputi wisata alam (ekologi dan petualangan), wisata budaya (candi, museum, wisata kota, wisata desa), wisata buatan (MICE dan olahraga).
Disampaikan Bupati Sleman, penerimaan retribusi periode 15 April 2023-1 Mei 2023 sebesar Rp. 246,8 juta, penerimaan PAD pariwisata periode 1 Januari 2023-1 Mei 2023 mencapai Rp. 104,5 Miliar atau sebesar 40,41 persen dari target PAD 2023, terdiri dari penerimaan pajak Rp. 103,2 Miliar dan penerimaan retribusi Rp. 1,2 Miliar.
Pada kesempatan itu, Bupati Sleman sampaikan pula evaluasi angkutan lebaran 2023. Menurutnya, puncak arus mudik terjadi pada H-2 Idul Fitri 20 April 2023 dengan jumlah kendaraan masuk sebanyak 143.047 dan jumlah kendaraan keluar sebanyak 144.492.
Sedangkan puncak arus balik pertama terjadi pada H+2 Idul Fitri 25 April 2023 dengan jumlah kendaraan masuk sebanyak 206.512 dan jumlah kendaraan keluar sebanyak 205.583.
Untuk puncak arus balik kedua terjadi pada H+7 Idul Fitri 30 April 2023 dengan jumlah kendaraan masuk sebanyak 222.713 dan jumlah kendaraan keluar sebanyak 233.000.
Pada arus mudik jumlah kendaraan yang masuk relatif seimbang dan merata mulai 15 April 2023 sampai 20 April 2023. “Hal itu dikarenakan libur panjang sebelum Idul Fitri sehingga masyarakat yang mudik dapat menggunakan waktu liburan dengan baik,” ungkap Kustini.
Selain itu, liburan berjalan lebih leluasa karena didukung oleh kesiapan personil, kesiapan sarana dan prasarana serta koordinasi dan kolaborasi yang baik di lapangan dengan instansi terkait maupun dengan komunitas relawan.
Untuk arus balik terjadi 2 kali dikarenakan pada 25 April 2023 hari terakhir cuti bersama dan di akhir pekan masih ada libur tiga hari. Kendaraan yang mudik maupun balik didominasi oleh sepeda motor, mobil (pribadi) dan bus.
Pada masa penyelenggaraan angkutan lebaran pada tahun 2023 ini telah dilaksanakan rampchek kendaraan di terminal Jombor dan di pool (garasi) bus pariwisata.
Dilakukan pula tes kesehatan bagi kru bus di terminal Jombor dan pengendalian simpang melalui ATCS serta patroli lalu lintas.
Sepanjang masa libur Idul Fitri, Dinas Perhubungan tetap memberikan pelayanan
masyarakat melalui pelayanan untuk perbaikan PJU (Penerangan Jalan Umum), pelayanan pengujian drive thru selama Ramadan sebanyak 1.984 kendaraan, pelayanan angkutan umum di terminal tipe C.
Antisipasi kemarau panjang pasca Idul Fitri, menurut BMKG kemarau di Kabupaten Sleman sudah terjadi mulai dasarian 1 bulan Mei 2023 dan akan berlangsung hingga Oktober 2023.
Selama 3 tahun terakhir kemarau disertai La Nina atau disebut kemarau basah karena masih turun hujan di musim kemarau. Puncak musim kemarau akan berlangsung selama 18 hingga 19 dasarian terjadi pada Juli – Agustus dan akan berakhir pada dasarian 3 bulan Oktober 2023.
“Kondisi ini tentu akan berpengaruh pada pertanian,” ungkap Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.
Untuk antisipasi kekurangan air pada musim kemarau, dijelaskan Bupati Sleman, Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan telah mempersiapkan bantuan berupa pompa air dan sumur.
Mengantisipasi hal tersebut telah dilakukan gerakan percepatan tanam untuk antisipasi musim kemarau pada Maret 2023 di semua wilayah UPTD BP4.
Berdasarkan data luas tambah tanam (LTT) pada musim tanam Oktober – Maret tercapai 96,37 persen dan selisihnya sudah terrealisasi pada April 2023 ini.
Kata Kustini, upaya percepatan tanam berhasil dilakukan. Terbukti realisasi tanam pada bulan April ini seluas 8.970 hektare dari target 5.171 hektare, yang artinya tanam dipercepat seluas 1.941 hektare.
Penyimpanan air hujan bagi petani tanah hujan di wilayah Prambanan dengan pembuatan embung Cluweg. “Dinas telah menfasilitasi pembuatan embung Cluweg beberapa tahun terakhir,” jelas Kustini.
Dan pada tahun ini juga ada fasilitas
embung Cluweg sebanyak 4 unit untuk kelompok tani di Wukirsari, Sambisari
dan Gayamharjo.
Menghadapi musim kemarau ini, Bupati Sleman mengimbau petani untuk melakukan pengecekan kondisi sumur dan pompa-pompa air yang dimiliki. “Baik dari bantuan pemerintah maupun swadaya,” tandasnya.
Upaya antisipasi kekeringan pada tahun 2023 ini, melalui anggaran APBD akan dibagikan kepada petani berupa bantuan pompa air sebanyak 53 unit. “Proses pengadaan sudah selesai dan siap dibagikan,” paparnya.
Selain itu pembangunan Irigasi Air Tanah Dangkal (IATD) sebanyak 2 unit sumur dangkal kedalaman 30 meter dan 25 paket sumur ladang untuk pertanian pangan
melalui anggaran DAK tahun 2023.
Juga ada 10 paket sumur ladang untuk komoditas hortikultura dan peternakan serta 3 unit sumur dangkal. Satu paket sumur ladang terdiri dari 2 unit sumur bor sedalam 15 meter dan 1 unit mesin pompa air.
“Kami berharap dengan bantuan ini tidak terjadi puso pada tanaman pertanian,” kata Kustini. (Fan)