Shalawat Eling Eling Bersama Komunitas Minggu Legen

0
15
Komunitas Minggu Legen (KML) selalu membuat kegiatan yang migunani tumraping liyan. (Foto: Istimewa)

KABAREWISATA.COM – Adalah Komunitas Minggu Legen yang diinisiasi Akhir Lusono. Konsultan Tri Mulyono, penasihat Bambang Sugeng Haryanto, S.Sn, dengan anggota Agus Budi Susanta, M.Or.

Komunitas Minggu Legen — yang kemudian disebut KML — selalu membuat kegiatan yang migunani tumraping liyan. Tak hentinya pengurus komunitas ini berswadaya membuat acara, yang harapannya bisa memberikan secercah kebaikan kepada masyarakat.

Aktivitas bertemakan sosial humaniora ini sengaja digagas dan dirancang untuk dapat memberikan kontribusi positif kepada masyarakat bangsa dan negara.

Tri Mulyono selaku konsultan sangat intens mendampingi setiap aktivitas Minggu Legen. “Saya berharap ke depannya komunitas ini bertumbuh dan dapat diterima oleh masyarakat,” kata Tri Mulyono, Selasa (18/6/2024).

Pihaknya lantas menyodorkan aktivitas yang positif dengan kegiatan meliputi: sarasehan, pentas budaya kontemporer, kegiatan sosial dan lain sebagainya. Betul-betul aktivitas yang keberagaman.

Ini menandakan komunitas ini diperuntukkan bagi semuanya. “Kalau orang Jawa bilang klungsu klungsu melu udhu,” ungkap Tri Mulyono.

Untuk menjaga aktivitas yang berkelanjutan, komunitas besutan alumni Doktoral Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta ini akan mengadakan kegiatan. “Kami merencanakan kegiatan lagi,” kata Akhir Lusono.

Rencana, akan digelar 22 Juni 2024 pukul 19.30 WIB sampai selesai di Padukuhan Gabugan, Kalurahan Donokerto, Kapanewon Turi, Kabupaten Sleman, akan mengundang Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo.

Bertajuk KML Bershalawat bekerjasama dengan takmir Masjid Mutaqqin Gabugan, Donokerto, Turi, Sleman. “Kami akan mencoba terobosan dengan menduetkan Kyai Cepu dan Kyai Ahmad Badhawi Maksum,” terang Akhir Lusono, yang menambahkan keduanya itu memiliki kharisma dan kekhususan masing-masing.

Kegiatan yang kesekian kalinya digelar oleh Komunitas Minggu Legen ini menghadirkan narasumber atau pentausiah dari Jakarta dan Yogyakarta.

Kyai Cepu adalah filsuf dan agamawan yang pernah studi strata tiga di University of Belgorad Rusia dan juga anggota Seni Budaya dan Peradaban Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Sementara itu, Kyai Ahmad Badawi Maksum adalah seorang kyai dari Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, yang lama melayani masyarakat sebagai dukuh dan juga pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Bantul.

“Kami sangat berharap duet mereka itu bisa diterima oleh masyarakat,” tutur Akhir Lusono, yang juga seorang sastrawan Jawa ini.

Akhir Lusono, Tri Mulyono, Bambang SH dan Agus BS memohon ijin dan doa agar acara yang dihelat tersebut diberi kelancaran. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here