Meningkatkan Produksi Tepung Mocaf dengan Nilai Jual Tinggi

0
48

KABAREWISATA.COM – Menjadi wilayah dengan produksi singkong terbesar, Gunungkidul mencatat sebesar 800 ton pada tahun 2021. Namun hanya satu persen diproduksi menjadi tepung mocaf.

Untuk itulah Lazismu DIY dan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY bangun rumah pengering mocaf. “Dengan harapan dapat meningkatkan produksi tepung mocaf dengan nilai jual tinggi,” kata Cahyono, S.Ag selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu DIY, Senin (16/1/2023).

Produksi mocaf Gunungkidul saat ini berkisar 28 ton/tahun atau 3,5 ton/bulan. Dengan asumsi 3 kg ubi kayu menjadi 1 kg mocaf, maka baru 100 ton/tahun atau 12 ton/bulan ubi kayu yang terserap setiap bulannya.

“Artinya, masih banyak peluang bahan baku produksi mocaf yang belum terserap,” ujar Cahyono.

Wilayah Tanjungsari adalah salah satu penghasil singkong terbesar. Sebelumnya, singkong hanya dibuat gaplek dengan nilai jual rendah dan sekarang jadi tepung mocaf dengan nilai jual tinggi.

Masalah lain, pangsa pasar belum terbuka dan terjalin kerja sama. Selain itu, sumber daya manusia (SDM) di tingkat produsen masih perlu ditingkatkan.

Seperti disampaikan Diana dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, kendala lain dalam produksi mocaf adalah bagian pemasaran.

“Kampanye mocaf sebagai makanan sehat masih perlu digalakkan,” kata Diana, yang menambahkan konsumen juga sebagai tujuan pasar belum mengonsumsi olahan pangan berbasis mocaf dan harganya belum kompetitif dengan tepung terigu.

Di sisi lain Agus Amin Syaifuddin, Ketua MPM PWM DIY, menyampaikan, potensi alam Gunungkidul menjadi sasaran para wisatawan untuk datang.

Dalam setiap tahun — bahkan waktu pandemi Covid-19 — tingkat kunjungan wisata di Gunungkidul masih tetap tinggi. “Hal ini perlu jadi solusi terkait pemasaran mocaf sebagai olahan singkong,” papar Agus Amin Syaifuddin.

Melalui program pemberdayaan masyarakat di Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga wisata di Gunungkidul.

“Angka pertumbuhan ekonomi dari pertumbuhan wisata Gunungkidul ketika ada pasar berkelanjutan dan ada pemberdayaan masyarakat,” kata Arif dari Dinas Parawisata Kabupaten Gunungkidul.

Program pengembangan mocaf sebagai pemberdayaan ekonomi diapresiasi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dan H Parwoto, SIP, MM selaku Wakil Ketua PWM DIY.

Menjelang Musywil PWM DIY yang akan diselenggarakan pada Februari 2023 mendatang, PWM DIY mengapresiasi sebesar-besarnya kepada MPM PWM DIY melalui program pemberdayaan ekonomi umat.

Kehadiran MPM PWM DIY betul-betul memberdayakan ekonomi. “Ini bentuk wujud Islam rahmatan lil alamin,” kata Parwoto.

Pengelolaan dana umat yang dikelola Lazismu DIY sebagian digunakan untuk pemberdayaan ekonomi.

Di antaranya menginisiasi gagasan di Dusun Kemiri, Kelurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, dengan kerja sama stakeholder dalam memaksimalkan program. “Dan juga menjadi tanggung jawab Lazismu DIY kepada muzaki atau donatur,” kata Cahyono.

Dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat, Lazismu DIY memberikan bantuan untuk mengembangkan program mocaf. “Insya Allah dana zakat, infak dan sedekah akan jadi barokah dan juga jadi laporan kepada muzaki atas penggunaan dana tersebut,” kata Cahyono. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here