Bank Sampah Menur 45 Adakan Sedekah Sampah

0
27

KABAREWISATA.COM – Bank Sampah Menur ’45 RW 45 Padukuhan Kayen, Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, pada minggu ke-2 dan minggu ke-4 setiap bulannya mengumpulkan sedekah sampah warga.

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari pelatihan pengelolaan sampah yang diselenggarakan Kapanewon Depok dan studi banding Pengelola Sampah Mandiri di Guwosari Training Center (GTC) Pajangan, Kabupaten Bantul, yang difasilitasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, pada Minggu (28/5/2023) diadakan sedekah sampah.

Menurut koordinator pengumpulan wilayah RT 07, Ristianingsih, sedekah sampah warga ini telah diimulai sejak Maret 2022. Pengumpulan sedekah dibagi menjadi dua tempat, yaitu di RT 07 bertempat di Joglo Suratno dan di RT 08 di tempat Jindarto.

Saat ini sudah ada 72 orang warga yang aktif dan rutin menyedekahkan sampahnya. Dari RT 07 sebanyak 47 orang warga dan RT 08 sebanyak 25 orang warga.

Kegiatan pengumpulan sedekah sampah ini adalah salah satu bentuk dari pengelolaan sampah melalui Bank Sampah yang dikelola ibu-ibu RW 45. “Karena sampah ternyata tidak hanya memiliki nilai ekonomi, tapi mampu menjadi medium dalam bersedekah,” kata Ristianingsih.

Adapun tujuan dibentuknya sedekah sampah warga yang dikelola Bank Sampah Menur ’45 ini untuk mengurangi penumpukan sampah di Tempat Pembuangan Umum (TPU) agar tercipta lingkungan yang bersih dan sehat.

Selain itu sebagai sarana kegiatan rutin warga setiap dua minggu dalam memupuk kesadaran ramah sampah. Juga untuk menambah nilai ekonomi (income) warga RW untuk kesejahteraan warga.

Menurut Ketua RW 45, Sukirman, S.Pd, hasil penjualan sedekah sampah dapat digunakan untuk kegiatan bersama pengelola. “Khususnya dalam pelatihan-pelatihan maupun kegiatan lainnya,” kata Sukirman.

Jika hasilnya nanti banyak, tambah Sukirman, sebagian dapat juga untuk membantu pembuatan sarana dan prasarana di wilayah RW 45.

Ketua Bank Sampah Menur ’45, Relis Gusneta, menjelaskan, barang-barang yang dapat disumbangkan atau disedekahkan untuk dikumpulkan berupa kardus bekas, kertas, botol, plastik, minyak jlantah, pecahan kaca bening nonkeramik dan logam atau besi.

“Selanjutnya, setelah dilakukan pemilahan dan dikemas sesuai jenis barang bekas, langsung diambil oleh pengepul barang bekas atau rosok untuk ditimbang dan dibayar sesuai dengan jenis dan beratnya sesuai harga standar yang ada,” kata Relis Gusneta.

Menurutnya, di akhir kegiatan biasanya ditutup dengan makan bersama dengan menu sayur, lauk dan buah yang bervariasi. “Setiap minggunya menu selalu berganti,” jelas Relis Gusneta.

Ketua Bank Sampah Menur ’45, Relis Gusneta, ucapkan terima kasih kepada semua warga yang telah rutin menyumbangkan dan menyedekahkan sampahnya. “Alhamdulillah, setiap bulannya selalu bertambah dan saat ini terkumpul Rp 5 juta dari hasil penjualan sampah,” papar Relis Gusneta.

Di tempat terpisah Ulu-ulu Kalurahan Condongcatur, Murgianta, SE, mengatakan, bank sampah hanya dapat berdiri jika ada komitmen warga untuk menyedekahkan sampah. “Atau rela memberikan sedekah sampahnya yang dimulai dengan disiplin memilah sampah sesuai jenisnya sehingga nantinya yang terbuang di TPA adalah residu sampah yang tidak dapat diolah dan tidak memiliki nilai tambah,” kata Murgianta.

Saat ini, di wilayah Kalurahan Condongcatur hampir di setiap padukuhan — bahkan di tingkat RW — telah ada kelompok bank sampah atau sedekah sampah warga yang rutin melaksanakan kegiatan pengumpulan sampah setiap minggunya.

“Mari kita dukung upaya kreatif warga masyarakat yang secara swadaya mendirikan bank sampah,” kata Murgianta.

Dari sedekah sampah yang menjadi barang tidak bernilai bagi orang lain dan menjadi rupiah, kini lingkungan warga menjadi sehat, kreatif, produktif dan sejahtera. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here