KABAREWISATA.COM – Kalurahan Bojong, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo menggelar acara akbar “Kirab Tirta Kedung Kebo Kuning dan Gelar Potensi Kalurahan Bojong” di Agro Eduwisata Mina Kelapa atau yang dikenal sebagai Bojong Coconut Land, berlokasi di Kebun Induk Kelapa Bulat Blarak Sineret pada Sabtu (2/7/2024).
Kemeriahan acara dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Lurah Bojong Agoes Prihatno, Ketua Pokdarwis Pesona Tirisan Bojong Muh Ihwan, Panewu Panjatan Jumarna, Kapolsek dan Danramil Panjatan, serta perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kulon Progo, Ari Hargiatmi dan Dewan Budaya Umar Sanusi. Hadir pula dari Formekers Indonesia, Itock Van Diera dan Arif Effendi, serta masyarakat setempat dan awak media.
Acara dimulai dengan upacara umbul doa dan pengambilan air dari Kedung Kebo Kuning, Sungai Serang. Air tersebut diambil menggunakan siwur dari tempurung kelapa dan dimasukkan ke dalam klenting, sebuah wadah dari tanah liat. Prosesi kirab air suci ini dilanjutkan dengan perjalanan sejauh 2 kilometer menuju Kebun Induk Kelapa Bulat Blarak Sineret, dikawal oleh bergada, prajurit tradisional.
Setibanya di lokasi pusat acara, berbagai kegiatan menarik pun dimulai. Prosesi penyiraman air ke bibit pohon kelapa baru dilakukan oleh Panewu Panjatan, Lurah Bojong, dan Ketua Dewan Budaya, menandakan harapan akan tumbuh suburnya potensi kelapa di daerah tersebut.
Tidak ketinggalan, pertunjukan seni dan budaya lokal turut memeriahkan suasana. Sendratari Rowo Projo, kesenian jathilan dan gedruk dari Sanggar Barewo Trukan Penthung, serta Kesenian Uyon-Uyon dari Sanggar Goeboek Poenokawan menghibur para hadirin serta gelar potensi umkm kalurahan Bojong.
Pada malam harinya, acara semakin semarak dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang dibawakan oleh dalang kondang, Ki Catur Kuncoro dari Bantul. Pementasan wayang ini menjadi puncak dari rangkaian acara, mengajak masyarakat untuk menikmati seni tradisional yang sarat makna.
Menurut lurah Bojong Agoes Prihatno, acara ini difasilitasi oleh Dinas Kebudayaan dan Dinas Pariwisata Kulon Progo melalui dana keistimewaan DIY (Danais) serta dana aspirasi dari anggota dewan dan sponsor. “Kami berencana menjadikan acara ini sebagai agenda rutin dua tahunan,” ujarnya.
“Kegiatan ini untuk menggugah kembali nilai – nilai sejarah terkait adanya tokoh besar yaitu simbah Kyai Tirto Kusumo yang menjadi cikal bakal kalurahan Bojong di masa lalu dan juga untuk melestarikan lingkungan hidup tertutama aliran sungai yang saat ini sudah mulai meprihatinkan dengan adanya sampah yang sudah dibuang ke sungai Serang, “ imbuh Agoes.
“Tentunya kegiatan semacam ini tidak boleh berhenti, harus jadi rutinitas karena melibatkan banyak anak- anak, remaja, dewasa dan orang tua, dimana ini merupakan salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan,” ungkap Ari Hargiatmi dari Dinas Kebudayaan Kulon Progo.
“Ide kegiatan dari masyarakat Kalurahan Bojong ini bisa difasilitasi Dinas Kebudayaan dengan program rintisan kalurahan budaya kategori tumbuh dan kategori berkembang dan juga ada fasilitasi dari dinas pariwisata program gelar potensi wisata dan seni termasuk potensi umkm,” tambahnya.
Kalurahan Bojong sendiri terkenal dengan ribuan pohon kelapanya, termasuk varietas unggul Kelapa Dalam Bojong Bulat (DBB) yang sudah memiliki sertifikat organik. Kisah legenda tentang Kyai Tirto Kusumo atau Kyai Supingi dan kerbau berwarna kuning, Kebo Kuning, yang konon dapat berkomunikasi dengan makhluk halus, menambah kekayaan budaya dan sejarah desa ini.
“Kirab Tirta Kedung Kebo Kuning dan Gelar Potensi Kalurahan Bojong” bukan hanya sekedar acara seremonial, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkenalkan potensi dan kekayaan budaya Kalurahan Bojong kepada masyarakat luas, merawat dan mengukuhkan identitas lokal sekaligus mendorong pariwisata daerah. (Soe)