Rakernas PHRI 2024, Bahas Dampak OTA Asing Terhadap Pertumbuhan Pariwisata di Indonesia

0
63
Pembukaan Rakernas PHRI 2024 di Swiss-Belhotel Harbour Bay Batam, pada Kamis (22/2/2024) - (ist)

KABAREWISATA.COM – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) akan mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV Tahun 2024 bertemakan “Perkuat Ekosistem Pariwisata, Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia” di Swiss-Belhotel Harbour Bay Batam, pada Kamis (22/2/2024).

Pertemuan ini akan mempertemukan lebih dari 1.500 anggota PHRI dari seluruh Indonesia.

Menurut Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, pembahasan Rakernas PHRI kali ini akan membahas situasi usaha sektor hospitality serta bagaimana menghadapi tantangan terkini hotel dan restoran di Indonesia.

“Salah satu fokusnya adalah terkait meningkatnya jumlah online travel agent (OTA), namun belum terjadi pemulihan sektor akomodasi,” ujar Hariyadi.

Berdasarkan data BPS sepanjang tahun 2023 lalu, okupansi hotel di Indonesia masih belum dapat meningkatkan keterisian kamar atau average room rate di banyak wilayah di Indonesia.

Data PHRI menunjukkan angka okupansi ini masih di bawah okupansi pada tahun 2019 atau periode pre-covid.

“Untuk diketahui, peningkatan penetrasi pasar OTA diproyeksikan mencapai 45% di Indonesia dan akan menyentuh angka Rp 12 miliar total pasar pariwisata pada tahun 2025,” terangnya.

“Namun, gap antara peningatan valuasi OTA dengan pemasukan hotel di Tanah Air diperkirakan akan menghambat target tersebut,” imbuhnya.

Delegasi PHRI DIY yang mengikuti Rakernas PHRI 2024 di Batam – (ist)

Anomali ini muncul lantaran OTA milik perusahaan asing yang memberikan suntikan modal promosi besar sambil menekan harga hotel-hotel di Indonesia. Alhasil dampaknya adalah pemasukan hotel belum kembali seperti periode sebelum COVID-19.

“Jadi, Rakernas PHRI ini akan mencarikan solusi dan menjawab kekhawatiran kehadiran OTA asing yang melakukan ‘bakar uang’, namun justru memberikan dampak minim untuk sektor pariwisata dalam negeri,” jelas Hariyadi.

Selain itu, dalam agenda ini, PHRI juga akan melakukan peluncuran platform BookingINA.

BookingINA merupakan platform pemesanan hotel dan restoran online, yang dikembangkan untuk menjawab kebutuhan belanja hotel dan restoran oleh kementerian dan lembaga pemerintah di Indonesia.

“Platform ini akan menjadi tempat untuk seluruh kementerian dan lembaga pemerintah dalam memesan hotel dan restoran untuk semua kegiatan yang dikelola pemerintah,” katanya.

PHRI menyatakan BookingINA dapat memberikan manfaat timbal balik untuk pengusaha dan juga pemerintah.

Anggota PHRI yang merupakan pengusaha akomodasi Indonesia dapat memasarkan hotel dan restoran mereka untuk pemerintah Indonesia.

Sebaliknya, kementerian dan lembaga pemerintah dapat dengan mudah mencari akomodasi untuk berbagai kegiatan di Indonesia.

Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika, pada tahun 2022 lalu Indonesia menyelenggarakan sebanyak 438 event di 25 kota di Indonesia dengan berbagai tingkatan level pertemuan, salah satunya adalah perhelatan akbar G20 yang berdampak baik bagi perekonomian Indonesia.

G20 memberikan dampak nyata dan langsung secara ekonomi bagi masyarakat seperti peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 juta-3,6 juta, 600 ribu-700 ribu lapangan kerja baru, dan kinerja bagus sektor kuliner, fesyen, dan kriya yang merasakan dampak luar biasa dari permintaan yang meningkat.

Melalui BookingINA, PHRI melihat peluang agar pemerintah dapat membelanjakan anggaran untuk pengadaan hotel dan restoran melalui platform lokal untuk memesan hotel yang dimiliki oleh pengusaha Indonesia.

Hal ini agar dampak kegiatan-kegiatan ini dapat berdampak langsung untuk ekonomi masyarakat.

“Peluncuran ini diharapkan dapat
membantu upaya sektor hotel dan restoran yang ingin bangkit kembali setelah pandemi COVID-19 lalu,” pungkasnya.

Oleh karena itu, dalam Rakernas ini PHRI akan mengadakan panel diskusi bersama Odo R.M Manuhutu [Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves], Zulkifli Harahap [Direktur Manajemen Investasi Kemenparekraf], Ari Tjahyono [PranataKomputer Ahli Madya BKPM], hingga Samuel Abrijani [Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kemenkominfo].

PHRI berharap industri pariwisata Indonesia dapat berkontribusi lebih banyak terhadap perekonomian Indonesia. (*/jpm)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here