Ratusan Eks Pedagang Sunday Morning UGM Adukan Nasibnya Ke Bupati Sleman

0
285
Audiensi Eks Pedagang Sunmor UGM bersama Bupati Sleman, Kantor Dinas Bupati Rabu (27/07/2023) - ( Foto : Rahmad Soemardi)

KABAREWISATA.COM – Ratusan eks pedagang Pasar Sunday Morning Universitas Gajah Mada (Sunmor UGM) mengalami keresahan dan keputusasaan karena selama 3 tahun terakhir ini menunggu kapastian pembukaan kembali pasar Sunmor UGM sejak ditutup akibat pandemi covid 19 pada awal Maret 2020 dan juga akibat rencana pergantian pengelolaan baru pasar tersebut oleh Kalurahan Caturtunggal, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman.

Untuk itu mereka mengadukan dan mengeluhkan nasib mereka kepada Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo di Kantor Dinas Bupati Sleman pada Rabu (26/7/2023).

Pasar Sunday Morning UGM, sebelumnya menjadi primadona di daerah Sleman dan destinasi favorit warga DIY untuk berbelanja produk kreatif dan kuliner unik pada setiap minggu pagi. Namun, segalanya berubah sejak pengelolaan pasar ini berpindah ke tangan Kelurahan Caturtunggal, Depok, Sleman.

Para eks pedagang mengungkapkan bahwa sejak pengelolaan baru berlaku, pasar tersebut belum bisa dibuka hingga saat ini. Padahal, sudah lebih dari satu tahun sejak pengambilalihan pengelolaan, dan mereka belum mendapatkan kejelasan mengenai kapan pasar akan dibuka kembali.

Indarjo, salah satu koordinator eks pedagang lesehan Sunmor UGM mengungkapkan bahwa dirinya melalui perwakilan pedagang sudah mencoba puluhan kali berkomunikasi dengan pihak terkait yaitu Kalurahan Caturtunggal sebagai pengelola baru dan juga ke Unirversitas Gajah Mada (UGM) tentang kapan kepastian pasar Sunmor UGM bisa dibuka kembali, tetapi belum ada titik terang.

“Kami sudah menunggu dengan sabar dan mencoba mencari informasi dari pihak pengelola baru lewat perwakilan kami, namun belum ada info yang pasti. Kami benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi,” ungkap Indarjo, ditemui usai mengikuti audiensi dengan Bupati Sleman di Kantor Pemkab Sleman.

Dalam keputusasaan, ratusan eks pedagang bersama-sama mengadukan nasib mereka kepada Bupati Sleman, meminta perhatian dan solusi dari pemerintah setempat. Mereka berharap agar Bupati Sleman dapat membantu memediasi permasalahan ini dan memberikan kejelasan mengenai masa depan Pasar Minggu Pagi UGM.

Joko Upoyo Wijaksono, Ketua tim advokasi Eks pedagang Sunmor UGM yang mewakili sekitar 800 an pedagang lama Sunmor UGM dan 250 an pedagang baru Kalurahan Caturtunggal menyampaikan aduan, keluhan dan permohonan nasib para pedagang tersebut di acara audiensi kepada Bupati Sleman, Sri Purnomo beserta pejabat Sekretariat Daerah dan para kepala Dinas OPD terkait diantaranya Kadis Koperasi Dan UKM, Kasatpol PP, kadis PMK , Humas Sleman serta awak media.

“Permasalahan lamanya proses pembukaan kembali Sunmor UGM muncul berawal pada sekitar Januari 2021, saat kesepakatan kerjasama atau PKS antara Paguyuban Pedagang Sunmor dengan UGM berakhir dan akan diperjang, selanjutnya pada Maret 2021 terjadi proses pergantian pengelolaan Pasar Sunday Morning dari Paguyuban Pedagang Sunmor ke Kalurahan Caturtunggal,” ungkap Joko di hadapan Bupati Sleman dan jajarannya.

“Proses pergantian pengelolaan pasar Sunmor UGM ini ke Kalurahan Caturtunggal sebagai pengelola baru mengakibatkan belum adanya kerangka kerja yang jelas selain itu juga ada perubahan nama pasar menjadi ‘Car Free Day Caturtunggal’ yang mungkin juga mempengaruhi proses administrasi dan persiapannya,” tambahnya.

Menurut Joko, setelah pergantian pengelolaan, Kalurahan Caturtunggal harus melakukan proses administrasi pembuatan kerjasama baru dengan UGM untuk mengatur kembali kerangka kerja dalam mengelola “Car Free Day Caturtunggal”.

“Sayangnya, proses administrasi ini memakan waktu yang sangat lama, dan hingga menjelang akhir bulan Juli 2023 dimana pemerintah Indonesia juga telah menetapkan status endemi serta pemulihan kembali ekonomi, perjanjian kerjasama atau PKS antara Kalurahan Caturtunggal dengan UGM belum selesai untuk bisa disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak artinya belum bisa memenuhi syarat untuk membuka kembali pasar tersebut,” tandasnya.

Sementara itu Kustini Sri Purnomo, Bupati Sleman langsung merespon keluhan dan aduan para pedagang Eks. Sunmor UGM tersebut dan segera memerintahkan jajaran OPD terkait membentuk tim kerja untuk membantu menuntaskan permasalahan disana.

“Kami baru dapat infonya dari satu sumber, nanti kami akan undang pihak-pihak terkait lainnya dulu. Tapi ini langsung kami menggelar rapat internal untuk segera menyelesaikan permasalahan disana,” kata Kustini.

Dia mengaku, Pemerintah Kabupaten Sleman sangat mendukung para pelaku usaha UMKM yang berada di wilayah Sleman, termasuk para pedagang di Car Free Day Caturtunggal dan menerima permohonan para pedagang sekaligus berjanji untuk segera menindaklanjutinya.

Adapun permohonan pedagang kepada Ibu Bupati Sleman dalam rangka audiensi pada hari Rabu, 26 Juli 2023 adalah memohon untuk melanjutkan komunikasi antara Kabupaten dengan Kelurahan Caturtunggal dalam waktu 3 hari kedepan, karena pedagang ex Minggu pagi dengan jumlah yang banyak ini sudah menanti dan bersabar cukup lama.

Meminta dan memohon Ibu Bupati dapat memfasilitasi pertemuan antara Pedagang dengan pihak UGM dan Kalurahan dalam waktu 7 hari kerja ke depan agar proses pembukaan pasar Car Free Day Caturtunggal melalui penandatangan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara pihak Kalurahan dan UGM dapat segera terealisasi.

Kehadiran Bupati Sleman dalam pertemuan tersebut menunjukkan adanya harapan bagi para eks pedagang untuk menemukan jalan keluar yang saling menguntungkan. Masyarakat Sleman pun turut memberikan dukungan kepada para eks pedagang agar mereka dapat kembali berjualan di pasar yang telah menjadi bagian dari tradisi kehidupan warga sekitar. (soe)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here