KABAREWISATA.COM – Kemampuan membatik secara alami yang dimiliki Dwi Ambar Suryaningsih, S.Ag, S.Pd, warga Celan, Kabupaten Bantul, benar-benar sangat bermanfaat ketika ditularkan kepada siswa SD Negeri 1 Komet, Jl Panglima Batur Barat No. 43, Komet, Kecamatan Banjarbaru Utara, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Para siswa sangat antusias dalam membatik dan membuat ecoprint sehingga berkali-kali meraih juara ketika ikuti lomba di tingkat lokal Kalimantan Selatan, bahkan pada kompetisi ketrampilan siswa di tingkat nasional.
Malahan, siswa SD Negeri 1 Komet pernah menjadi peserta terbaik membatik tingkat nasional di Jakarta berkat bimbingan Bu Guru Ambar, anak juragan batik itu.
Menurut pengakuan Ambar, dia juga mengajarkan pembuatan batik ecoprint dengan bahan tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar sekolah: daun ketapang, bunga telang, daun jati, bunga kenikir, pakis, daun sirih dan sebagainya.
Dalam membatik, Ambar menularkan jurus membatik dari ayahnya yang bernama Budi dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Membatik itu dibutuhkan rasa suka dan gembira, maka para siswa saya buat bahagia dan gembira dulu dan ternyata siswa sangat antusias membatik dan membuat ecoprint,” kata Ambar.
Menurutnya, kita perlu membekali siswa dalam melestarikan lingkungan, memupuk jiwa seni. “Agar bisa berkembang mengarah ke jiwa wirausaha,” kata Ambar.
Menurutnya, sangat mungkin kelak anak-anak dari Kalimantan ini akan menjadi juragan batik halusan dan berkualitas.
Ambar pun sangat bahagia karena ilmu membatik sekarang bisa dikuasi anak-anak Banjarbaru, Kalimantan Selatan. “Kelak anak-anak bisa jadi pembatik dan pembuat konsep batik berkualitas,” kata Ambar, yang anak tunggalnya kuliah di Jurusan Kriya Batik Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.
Bagi Ambar, pelajaran membatik dan membuat ecoprint adalah bagian dari life skill dan bagian dari Kurikulum Merdeka.
Nah, tuntutan kurikulum ini, dia yang memiliki kemampuan membatik dengan bagus berusaha mengajarkan ecoprint dan membatik. “Tujuannya untuk mengenalkan budaya tradisional kepada siswa sekaligus sebagai upaya melestarikan kebudayaan lokal,” kata Ambar.
Kini, anak anak di Banjarbaru mulai senang membatik. Selain itu bangga dengan hasil karya batik dan ecoprint buatannya sendiri.
Menurut Ambar, kemandirian dalam enterpreneur pemula ini dipastikan akan tumbuh terus. “Seiring kompetisi dalam bisnis dan peluang usaha akan menjadikan anak muda itu akan memproduksi konsep batik yang berbeda dan memiliki daya tarik sangat mengejutkan,” tandasnya.
Ambar berharap ke depan anak-anak itu makin suka berkreasi dalam dunia fashion dan batik. “Membuat harum kembang-kembang ecoprint yang menarik,” kelakarnya. (Fan)