KKN UAD Adakan Pelatihan Pengelolaan Sampah Metode Ember Tumpuk

0
36

KABAREWISATA.COM – Sejak 2018 sampah di Daerah Istimewa Yogyakarta sering menumpuk di TPS atau Depo, yang akhirnya berdampak pada kotornya wilayah dan menimbulkan bau yang tidak sedap serta mengganggu kenyamanan warga.

Seiring berjalannya waktu, penumpukan sampah di tempat yang sama itu semakin sering terjadi. Penyebab masalah ini adalah karena TPA Piyungan sebagai tempat pembuangan akhir sampah sudah penuh dan tidak mampu lagi untuk menampung sampah, yang pada akhirnya sampah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta tetap menumpuk. Selain itu tidak bisa dibuang karena wilayah Yogyakarta dan Bantul khususnya sudah tidak memiliki cukup lahan untuk membuat TPA sendiri.

Merujuk pada Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 125 tahun 2021 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga pada pasal 4 ayat 1 bahwa pengelolaan sampah dilaksanakan melalui kegiatan pengurangan sampah dan penanganan sampah.

Kemudian, pada ayat 2 adalah pengelolaan sampah dilakukan oleh setiap orang dan lembaga pengelola sampah sesuai dengan kewenangannya.

Tim KKN UAD Reguler Periode 101 Unit XIII D.3 yang melaksanakan kegiatan KKN selama 1 bulan mulai 31 Februari 2023 hingga 2 Maret 2023 di Dusun Tegalsempu, Kalurahan Caturharjo, Kapanewon Pandak, Kabupaten Bantul, yang didampingi Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Deslaely Putranti, SH, MH, menyelenggarakan program kerja tematik berupa seminar edukasi dan pelatihan pengelolaan sampah dengan metode ember tumpuk.

Kegiatan pelatihan dan seminar tersebut dilaksanakan pada 5 Februari 2023 lalu, disusul pada 26 Februari 2023 diserahkan ember tumpuk. “Hal itu untuk membantu menangani masalah sampah sebagai tindak lanjut dari seminar edukasi,” kata Dosen Pembimbing Lapangan Deslaely Putranti, SH, MH.

Proses pendampingan dimulai dengan membantu dalam pembentukan pengurus pengelolaan sampah agar terbentuk pengurus tetap.

Hal itu demi keberlanjutan pelatihan yang telah dilaksanakan. Kemudian diberikan edukasi terkait pemilahan dan pengelolaan sampah seperti sampah organik dan anorganik.

Lalu, menyelenggarakan pelatihan secara langsung tentang cara pengolahan minyak jelantah menjadi produk bernilai ekonomis.

Masyarakat pun memberikan respon positif dari program tersebut dan berharap di Dusun Tegalsempu mampu memilah dan mengolah secara langsung sampah dari rumah tangga sebelum dibuang ke lingkungan TPA.

Untuk program utama sampah, masyarakat mengucapkan terimakasih karena sudah diberikan satu wadah bank sampah untuk botol plastik. “Kalau ini penuh dan bisa dijual hasilnya untuk kegiatan PKK,” kata Warsiti salah seorang warga.

Pastik-plastik itu bila penuh baru dipanen dan dijual. Terutama dari ibu-ibu RT yang sudah menerima bantuan mahasiswa KKN UAD berupa satu embrio bank sampah. “Dan menjadi isu paling sensasional di Bantul dan harus dilaksanakan,” kata Wartimin selaku Kepala Padukuhan Tegalsempu, Sabtu (11/3/2023).

Ke depan, pihak padukuhan akan melaporkan tiap bulannya demi keberlangsungan bank sampah. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here