KABAREWISATA.COM – Berbagai negara menyadari pentingnya kegiatan diskusi dan saling berbagi informasi terkait pemetaan laut.
Diskusi terkait pemetaan laut juga penting dilakukan untuk menjamin kelancaran dan keamanan pelayaran yang dilakukan lintas negara. Pemetaan laut — temasuk bagian dasar atau bawah laut — juga penting untuk beragam kepentingan.
Berkaitan hal tersebut TNI Angkatan Laut (TNI AL) — dalam hal ini Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) — menggelar pertemuan International East Asia Hydrographic Commission (EAHC) di Yogyakarta.
EAHC merupakan organisasi hidrografi di kawasan Asia Timur yang merupakan salah satu dari 15 Regional Hydrographic Commission (RHC) di bawah International Hydrographic Organization (IHO).
Pertemuan EAHC ini bertujuan untuk meningkatkan kontribusi masing-masing negara anggota EAHC dalam meraih tujuan organisasi sekaligus meningkatkan kerja sama dalam implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi dan kerjasama di bidang hidrografi.
Pertemuan EAHC di Yogyakarta yang diselenggarakan secara hybrid pada 15-17 Februari 2023, bagi Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat selaku Chair EAHC, sangat bermanfaat.
“Melalui pertemuan ini bisa saling berbagi dan mendukung transformasi ekonomi baru dunia serta memenuhi tantangan IHO, khususnya untuk Hydrographic di Asia Timur,” kata Laksamana Madya TNI Nurhidayat.
Menurut Laksamana Madya TNI Nurhidayat, diperlukan kerja sama dari berbagai sektor dan pemangku kepentingan untuk mendukung setiap program kegiatan di laut.
Dikatakannya, ke depan membuka peluang luas bagi setiap negara untuk membangun integrasi antara teknologi terbaru dan kebijakan berbasis ilmu.
Director of International Hydrographic Organization (IHO), Abri Kampfet, mengatakan, pemetaan laut tiap negara harus dibuat sesuai dengan standar International Maritime Organization (IMO). “Meski saat ini kebanyakan peta berbentuk elektronik, peta kertas masih dibutuhkan dan penting untuk tetap dicetak,” ungkap Abri Kampfer.
Bagi Kampfer, pertemuan kali ini ada penyampaian perkembangan yang telah dicapai Lembaga Hidrografi masing-masing negara.
Kata Kampfer, peta kertas masih dibutuhkan sebagai cadangan dari peta elektronik untuk kebutuhan kapal-kapal berukuran tertentu serta untuk kebutuhan perencanaan dan pelatihan.
Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) secara aktif terlibat dalam forum hidrografi global dan regional serta mengelola data Hidro-Oseanografi secara luas untuk mendukung implementasi perlindungan lingkungan, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya maritim, pengelolaan wilayah pesisir, transportasi laut yang aman dan efisien serta langkah-langkah pertahanan maritim yang kuat. (Fan)