Wellness dan Budaya: Jogja Menata Identitas Pariwisata Baru

0
14
Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY sekaligus Putri Keraton Yogyakarta. (Foto: Istimewa)

KABAREWISATA.COM — Yogyakarta kembali menegaskan posisinya sebagai pusat inovasi pariwisata Indonesia melalui Jogja Cultural Wellness Festival (JCWF) 2025, sebuah perhelatan yang menyatukan konsep kesehatan holistik (wellness), kekayaan budaya serta gerakan komunitas lokal.

Festival yang akan berlangsung sepanjang November 2025 ini diinisiasi oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) DIY, sekaligus Putri Keraton Yogyakarta, dengan dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Tidak hanya menjadi ajang hiburan, JCWF hadir sebagai strategi kebudayaan yang menempatkan wellness sebagai bagian dari identitas baru pariwisata Yogyakarta.

GKR Bendara menjelaskan, ide JCWF berangkat dari realitas yang ia temukan dua tahun lalu. “Saya terkejut, ternyata komunitas wellness di Jogja sangat banyak. Tapi sayangnya, mereka belum terkoneksi dengan industri pariwisata,” tutur GKR Bendara, Senin (11/8/2025) di Ndalem Poenakawan, Jl KH Ahmad Dahlan No. 71 Yogyakarta.

Menurutnya, festival ini bukan program yang dibuat dari atas ke bawah, melainkan gerakan yang tumbuh dari energi komunitas. “Kami ingin menampilkan kekuatan masyarakat, bukan hanya budaya Keraton,” tandasnya.

Harapannya, festival ini bisa memperpanjang masa tinggal wisatawan dan memberi warna baru bagi pariwisata Indonesia.

JCWF 2025 yang mengusung konsep Tematik Weekend, di mana setiap Sabtu dan Minggu terakhir di bulan November, akan diisi dengan ragam kegiatan yang mempertemukan dimensi kesehatan fisik, mental dan spiritual.

Workshop & Mini Class. Belajar budaya, mental health serta prinsip keberlanjutan langsung dari praktisi dan narasumber berpengalaman.

Travel Healing Space. Terapi penyembuhan, meditasi terpandu dan sesi relaksasi untuk pengunjung.

Marketplace Komunitas. Produk UMKM lokal, kuliner sehat, kerajinan tangan dan ramuan herbal tradisional.

Instalasi Seni & Musik. Kolaborasi seniman lokal dan internasional menciptakan ruang interaksi artistik.

Salah satu terobosan unik JCWF adalah sistem tiket masuk non-uang. Tahun lalu, pengunjung dapat masuk dengan menukarkan 7 botol plastik bersih dan skema ini akan kembali diberlakukan.

Inovasi tersebut bukan sekadar gimmick, tetapi simbol nyata komitmen festival terhadap keberlanjutan lingkungan dan circular economy.

Tahun ini, JCWF masuk dalam kalender resmi Wonderful Indonesia dan akan menjadi ruang kolaborasi antara Keraton Yogyakarta, Keraton Solo, pemerintah daerah, komunitas dan pelaku industri pariwisata.

Dukungan lintas sektor ini memperkuat posisi Yogyakarta sebagai pusat gerakan wellness nasional, dengan visi jangka panjang untuk menjadi destinasi berkelas dunia.

Puncak festival akan berlangsung pada 1 November 2025 sekaligus akan ditetapkan sebagai Hari Wellness Nasional. Penetapan ini diharapkan menjadi tonggak baru dalam pengembangan industri wellness di Indonesia sekaligus membuka peluang kolaborasi internasional.

“Kami ingin dunia mengenal Jogja bukan hanya karena Candi Prambanan atau gudeg, tapi juga sebagai tempat penyembuhan yang sesungguhnya bagi tubuh dan jiwa,” pungkas GKR Bendara. (*/Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here