Vox Point Indonesia DIY: Apakah Indonesia Masih Ada Dari Perspektif Jati Diri Bangsa

0
114

KABAREWISATA.COM – Dewan Pimpinan Daerah Vox Point Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan diskusi panel Kamis, (17/11/2022) berlokasi di Wisma Rosari Gereja Katholik HKTY, Suryodiningratan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, dengan keynote speaker Rm. Raimundus Sugihartanto, Pr.

John S. Keban selaku Ketua DPD Vox Point Indonesia DIY dalam sambutannya menyampaikan, komitmen Vox Point Indonesia DIY dalam menjaga jati diri bangsa Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai kapanpun juga.

Kabid Ketahanan Kesbangpol DIY Drs. Marcelinus Sukarno Tri Pandan Raharjo, MPA yang hadir sekaligus membuka acara diskusi panel dan menyampaikan sambutan Gubernur DIY.

Narasumber Dr. Subkhi Ridho tokoh muda Muhammadiyah mengupas tuntas identitas ke-Indonesia-an di era media sosial, kaum muda di era now yang dipenuhi internet untuk kesenangan, self centris, egois dan komsumtif menjadi celah untuk memecah belah anak bangsa, ajaran paham disisipkan melalui trending topic medsos untuk mengubah dasar negara terus digalakkan setiap hari disuguhkan ke generasi Z sebagai calon pemilih terbesar di 2024, bagi Muhammdiyah Pancasila sudah final tidak perlu diperdebatkan lagi, tinggal mengisi pembangunan saja, NKRI berdasar Pancasila sudah ideal.

“Hate speech, hoax, missinformation, disinformation menjadi problem tersendiri dan tingkat ketidakpercayaan publik ke pemerintah dalam pemberantasan hoax menjadi masalah berbahaya juga, kohesitas sosial lemah, penetrasi media digital, sukses individu di dunia pendidikan dianggap penting dan hanya mengejar prestasi saja padahal perubahan pola pikir sebagai sikap jati diri bangsa yang Pancasila sangat perlu dibangun,” ujarnya.

Dr. Abdul Gaffar Karin, akademisi sekaligus tokoh NU potensi banyaknya agama impor yang ada di Indonesia berpotensi menjaga sekaligus memecah belah Indonesia. Saat ini Indonesia masih ada, masalahnya sampai kapan Indonesia akan ada melihat berbagai negara di dunia silih berganti dan pengalaman kerajaan kerajaan yang ada pun timbul tenggelam, disampaikan untuk Indonesia bertahan eksis ada perlu romantisme (glorius) diawal sebagai sarana mengikat dan berlanjut membuat realistis untuk mencintai negerinya secara nyata.

“Indonesia lahir dari kerja keras bebas dari banyak penjajahan, Indonesia wajib realistis menceritakan sejarah bangsa secara utuh untuk menjaga NKRI,” katanya.

Rm. Dr. RD. Rofinus Neto Wuli,S.Fil.,M.Si (Han) tantangan jati diri bangsa seperti intoleransi, radikalisme, kapitalisme, fanatisme golongan, pengaruh trans nasional, korupsi dan berbagai ancaman disintegrasi bangsa. Jalan keluar terbaik yaitu selama Pancasila yang NKRI menjadi dasar dan dihidupi oleh rakyat Indonesia maka Indonesia akan tetap eksis dan ada di muka bumi selama Pancasila menjadi perekat bangsa, Pancasila sebagai jati diri bangsa.

“Generasi muda wajib bangga dengan Pancasila sebagai dasar negara dan menyatukan berbagai perbedaan yang ada di NKRI dan menjakankan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari,” tuturnya.

Peserta diskusi dari berbagai unsur partai politik yang ada di DIY, Kosgoro, FKUB, unsur Forkompimda, dan tokoh masyarakat DIY. (her)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here