KABAREWISATA.COM – Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi, belum lama ini adakan kegiatan International Summer Course on Interprofessional Healthcare.
Kegiatan dengan tema “Promoting Resilient Workplaces and Sustainable Environments for Global Health Equity” diikuti puluhan mahasiswa asing dari Vrije Universiteit Medical Center – VuMC (Belanda), University Medical Center Groningen (Belanda), Mahidol University (Thailand), Universitas Pattimura, Universitas Islam Internasional Indonesia, beberapa mahasiswa dari Pakistan dan Myanmar serta UGM.
Peserta mengunjungi Desa Batik Giriloyo, Wukirsari, Bantul, untuk memahami penerapan prinsip keselamatan dan kesehatan kerja serta inovasi dalam praktik kerja berkelanjutan.
Para peserta diajak untuk membuat batik secara bersama-sama dalam bentuk kelompok-kelompok. Johan, salah satu mahasiswa asal Belanda, mengaku pekerjaan membatik yang dilakukan di luar ruangan tersebut adalah sesuatu yang baik.
Namun, menurut Johan, diperlukan alat pelindung agar terhindar dari dampak panas dari malam (cairan lilin) saat menggunakan canting. “Menurut saya akan lebih baik untuk menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan agar terhindar dari bahaya panas saat membatik,” katanya.
Michelle, salah satu mahasiswa dari Belanda, merasa membatik adalah pekerjaan yang menarik dan juga menantang. “Sebab, pembatik harus duduk dalam waktu yang lama dengan tingkat kesulitan yang beragam,” ungkap Michelle.
Kunjungan ke Desa Batik Giriloyo tersebut tidak terlepas dari pemaparan mengenai batik kepada para peserta yang dilakukan oleh Tiyastiti Suraya, S.Si., MEM, salah satu pengelola.
Tiyastiti menjabarkan sejarah batik, khususnya mengenai Desa Batik Giriloyo, Wukirsari, yang menjadi salah satu desa wisata terbaik di dunia pada tahun 2024. (Fan)

















