Tradisi Labuhan Merapi Tidak Sekadar Tradisi

0
9

KABAREWISATA.COM – Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, menerima uba rampe (perlengkapan) labuhan Merapi dari utusan Sri Sultan Hamengkubuwono X. Kemudian, menyerahkan kepada jurukunci Merapi Wedana Suraksohargo Asihono.

Serah terima uba rampe labuhan Merapi dilaksanakan pada Selasa (21/2/2023) bertempat di kantor Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Kustini menyambut baik pelaksanaan tradisi labuhan Merapi ini. “Tak hanya sekadar tradisi, labuhan Merapi ini juga sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan,” kata Kustini.

Bagi Kustini, kegiatan ini menunjukkan sikap gotong royong, guyub rukun, dan golong gilig di masyarakat. “Khususnya masyarakat di Kabupaten Sleman,” ungkap Kustini.

Bupati Sleman merasa bangga dengan antusiasme masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ini.

“Antusiasme ini menunjukkan bahwa masih tingginya rasa handarbeni terhadap budaya dan tradisi lokal di tengah gempuran budaya asing,” papar Kustini.

Labuhan Merapi merupakan tradisi yang rutin diadakan setiap tahun. Hal itu dalam rangka memperingati tingalan jumenengan Ndalem atau ulang tahun kenaikan tahta Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai Raja Keraton Yogyakarta.

Adapun uba rampe tersebut terdiri dari sinjang Kawung Kemplang, semekan Gadhung, semekan Gadhung Mlati, Kampuh Paleng, destar Daramuluk, destar Udaraga dan arta Tindhih serta lainnya.

Uba rampe tersebut selanjutnya dibawa ke petilasan Mbah Maridjan yang berada di Kalurahan Kinahrejo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, dan akan dibawa ke Sri Manganti yang berada di Gunung Merapi untuk prosesi labuhan pada Rabu (22/2/2023) dinihari. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here