
KABAREWISATA.COM – Setelah sekian lama berkolaborasi dengan berbagai pihak menangani masalah lingkungan di DIY, Paguyuban Bank Sampah (PBS) DIY merambah Jakarta.
Kali ini, PBS DIY diajak kolaborasi PT Nada Emas Gemilang, event organizer yang sukses menggelar Festival Musik Remember November dalam tiga tahun ini.
Remember November Vol. 3 kali ini bertema “Yokjakarta.“ Perhelatan ini merupakan ajang musik tahunan yang digelar di Gambir Expo, Jakarta, pada 22 – 23 November 2025.
Melalui tema “Yokjakarta”, Remember November 2025 menghadirkan ajakan untuk merasakan kembali kehangatan dan semangat hidup masyarakat Yogyakarta yang sangat lekat di hati masyarakat Indonesia. Termasuk kreativitas para seniman dalam berkarya dari sampah.
Paguyuban Bank Sampah DIY menampilkan sisi kreativitas tersebut: menghiasi lorong pintu masuk lokasi dengan “relief ukir“ dari sampah botol plastik.
Relief sepanjang 20 meter dan tinggi 3,6 meter yang bercerita tentang “Sumbu Filosofi“ dan “Pesona Jogja” dikerjakan oleh tim Paguyuban Bank Sampah DIY sejak awal September 2025.
Sebanyak 8 orang dilibatkan dalam pembuatan relief dan menggunakan 1.700 botol plastik bekas yang dihimpun dari sejumlah bank sampah anggota PBS DIY.
Selain relief, PBS DIY juga menampilkan patung dari manekin utuh berujud Bregada dan figur perempuan bergaun pesta, yang aksesorisnya dari kreativitas mengolah limbah sampah seperti botol plastik, sandal maupun kaca.
“Juga ada replika Tugu Jogja setinggi 3 meter yang dindingnya terbuat dari sampah botol plastik juga,“ papar Erwan Widyarto, Sekretaris Paguyuban Bank Sampah DIY, Selasa (14/10/2025).
Erwan berharap, keikutsertaan Paguyuban Bank Sampah DIY dalam Remember November Vol. 3 – Yokjakarta ini makin menguatkan rasa Yogyakarta. “Dan mengingatkan pentingnya mengelola sampah,” kata Erwan.
Festival ini, lanjut Erwan, bukan sekadar menampilkan musik dengan susunan pengisi acara. “Tetapi memadukan nilai-nilai budaya, seni dan cara hidup yang membuat Yogyakarta begitu dicintai,” paparnya.
Melalui “Yokjakarta” seluruh pengunjung diajak untuk pulang ke Yogyakarta: menemukan rumah yang dirindui di tengah riuhnya kota serta memahami Remember November 2025 hadir bukan hanya sebagai agenda hiburan tahunan yang tidak memiliki jiwa, melainkan sebagai perayaan budaya yang hidup dan penuh makna.
“Dengan instalasi karya seni dari limbah sampah yang kami pertunjukkan ini, kami ingin membuktikan bahwa keindahan bisa lahir dari kesadaran,” ungkap Erwan.
Melalui instalasi relief ukir Sumbu Filosofi dari sampah botol plastik ini, Paguyuban Bank Sampah DIY ingin menunjukkan bahwa budaya bersih dan kolaborasi dapat menjadi bagian dari perayaan. “Bukan sekadar wacana,“ tambah Erwan.
Apresiasi dan dukungan penuh disampaikan Nada Emas Gemilang melalui promotornya Clement Winarko. Di kota ini, kata Clement, budaya dan kreativitas saling menghidupi. “Menjadi sumber inspirasi yang tak pernah padam,” tandasnya.
Termasuk kreativitas dalam mengolah sampah, melalui Yokjakarta Nada Emas Gemilang ingin menunjukkan bahwa semangat Yogyakarta terus tumbuh di panggung masa kini.
Kolaborasi Nada Emas Gemilang dengan Erwan serta Paguyuban Bank Sampah menjadi bagian dari perjalanan Remember November sejak awal.
“Pada tahun ini menjadi nyata. Semoga instalasi seni dari limbah plastik ini tidak hanya menambah antusiasme para penonton, tetapi juga membawa pesan positif mengenai inovasi dan keberlanjutan,” tandas Clement.
Selain konser, festival ini juga menghadirkan elemen seni, kuliner dan storytelling yang merayakan Yogyakarta dalam berbagai perspektif.
Dengan semangat yang baru, Yokjakarta bukan sekadar konser musik, tetapi juga perayaan jiwa Yogyakarta yang terus berkembang dan beradaptasi tanpa kehilangan akar budayanya.
Festival ini diharapkan menjadi ruang bagi semua orang untuk merasakan, mengenali dan makin jatuh cinta pada Yogyakarta, baik dari sudut pandang musikal maupun budayanya yang kaya. (Fan)
















