Puncak Peringatan Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 Tingkat DIY

0
2

KABAREWISATA.COM — Peringatan Hari Ibu bukan karena romantis melainkan karena pesan tanggung jawab yang dikandungnya cinta dan penghormatan tidak cukup diwujudkan dalam simbol tetapi harus sehat gembira.

Hal tersebut disampaikan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, dalam acara puncak Peringatan Hari Ibu ke-97 Tahun 2025 Tingkat DIY dengan tema “Srawung Wanodya: Tresno Ibu, Cahya Budaya” di Bangsal Kepatihan, Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Kamis (18/12/2025).

Hadir dalam acara tersebut Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam X, Komandan Korem 072/Pamungkas Brigjen TNI Bambang Sujarwo, SH, M.Sos, MM didampingi Ketua Persit KCK Koorcab Rem 072 PD IV/Diponegoro Ny Syahfitri Bambang Sujarwo, Wakil Gubernur AAU Marsma TNI Bonang Bayiaji, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Esti Wijayati, Kajati DIY I Gede Ngurah Sriada.

Disampaikan Sri Sultan HB X, perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender, perluasan akses pendidikan dan ekonomi serta ruang partisipasi yang inklusif dalam pengambilan keputusan publik mesti demikian tanggung jawab.

“Itu tidak boleh hanya Pemerintah, tapi adalah kerja bersama dimulai di rumah, di tempat kerja, di sekolah hingga di ruang guru,” ujar Sultan HB X.

Sri Sultan HB X juga menegaskan, puncak Peringatan Hari Ibu kita maknai penghormatan, bukan sebagai nostalgia. “Melainkan sebuah tekad untuk membangun masyarakat yang lebih setara, lebih manusiawi,” tandasnya.

Ketua Panitia Peringatan Hari Ibu ke-97 DIY Tahun 2025, Gusti Kanjeng Ratu Hemas, mengungkapkan, puncak Peringatan Hari Ibu sebagai bentuk penghormatan, apresiasi dan penguatan peran perempuan. “Serta menjadi momentum menumbuhkan kembali nilai-nilai kebangsaan keteladanan dan kontribusi nyata perempuan dalam berbagai bidang kehidupan,” kata Hemas.

Kegiatan tersebut, lanjut Hemas, bertujuan meningkatkan kepedulian terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, menguatkan semangat persatuan dan kebersamaan antarorganisasi perempuan.

“Memberdayakan perempuan melalui literasi keuangan dan edukasi serta menegaskan kembali peran ibu sebagai pilar ketahanan keluarga dan bangsa,” jelasnya.

GKR Hemas berharap, kegiatan tersebut dapat berkembang menjadi gerakan nasional yang ditindaklanjuti oleh berbagai organisasi perempuan di tingkat daerah dalam konteks peran ibu menjadi landasan utama yang tidak dapat dipisahkan. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here