PT TWC Tingkatkan Kapasitas bagi Difabel di DIY

0
7

KABAREWISATA.COM – PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko ikut serta berperan mendorong peningkatan kapasitas bagi difabel di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengadakan pelatihan intensif untuk mengasah ketrampilan pijat, bermain musik dan pembawa acara bagi difabel tuna netra di University Hotel Yogyakarta diikuti 17 orang dari komunitas Jaya Musik Malioboro dan 9 siswa-siswi MAN II Sleman.

Pelatihan dibuka Corporate Secretary PT TWC AY Suhartanto bersama Sekretaris Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta Suyarno, Ketua Majelis Pelayanan Sosial PWM DIY Ridwan Furqoni dan Plt TJSL & SME Founding Manager PT TWC Ismiyati.

Kegiatan yang terlaksana berkat kerja sama antara PT TWC dan Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY ini dilaksanakan pada 29-30 Agustus 2022 dan bertujuan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi para difabel.

“Hal ini turut berperan untuk membantu proses pemulihan ekonomi di masa pascapandemi Covid-19 ini,” kata Ridwan Furqoni.

Selama dua hari berturut-turut mereka diberikan pelatihan intensif berupa materi-materi yang berguna untuk mengembangkan bakat serta mengasah talenta yang mereka miliki sebagai bekal untuk menjadi berdaya dan mandiri.

Corporate Secretary PT TWC, AY Suhartanto, mengatakan, kegiatan ini sudah menjadi kewajiban yang menjunjung dan mengimplementasikan nilai akhlak dalam perusahaannya.

Sebagai perusahaan BUMN, PT TWC berpartisipasi untuk mengembangkan kapasitas difabel dan membangun ekosistem ekonomi yang inklusif.

Butuh komitmen bersama untuk mewujudkannya. “Perlu adanya sinergi yang aktif antara instansi pemerintah, BUMN dan swasta dalam mendorong lebih dalam mempercepat perwujudan ekonomi inklusif bagi para difabel agar mandiri dalam sektor ekonomi,” jelas Suhartanto.

Sekretaris Dinas Sosial DIY, Suyarno, menjelaskan, Indonesia telah ikut serta meratifikasi Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak-hak penyandang disabilitas.

Namun, dalam pelaksanaannya masih banyak keterbatasan dan tantangan yang dihadapi bersama dalam meningkatkan kesejahteraan bagi para difabel ini.

Pemerintah tidak bisa sendiri. Pihak swasta dan kelompok masyarakat harus bersama-sama untuk meningkatkan harkat dan martabat para difabel ini. “Pelatihan ini menjadi bentuk sinergi yang mengawali langkah dalam membantu para difabel ke depannya,” terangnya.

Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM DIY, Ridwan Furqoni, menambahkan, nantinya program ini akan dilanjutkan dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) untuk menyelaraskan tujuan dalam pengembangan potensi dan kapasitas difabel ke depan.

RTL ini nantinya bisa menjadi pedoman dalam menentukan langkah ke depan terkait pendampingan yang bisa menambah kapasitas teman difabel. “Untuk nanti bekal di waktu-waktu yang akan datang,” ujarnya.

Salah satu peserta pelatihan, Nur Eko Prasetyo (16), mengatakan, ilmu teknik pijat yang diajarkan oleh instruktur saat pelatihan sudah cukup komprehensif.

Dirinya yang baru pertama kali belajar pijat ini mengaku tertarik untuk memperdalam teknik memijat sebagai bekal nanti ke depan.

Pelatihannya sangat bagus, sudah bisa menambah pengetahuan. “Karena kalau saya pribadi belum terlalu paham dengan pelatihan pijat dan baru pertama menngikuti, jadinya mungkin sesuatu hal yang baru. Manfaatnya juga sangat banyak,” kata Nur Eko Prasetyo, siswa kelas XII MAN II Sleman.

Salah satu anggota Jaya Musik Malioboro, Dedy Sufiyandi (40), mendapat ilmu baru dalam memainkan musik secara grup. Dedy yang berprofesi sebagai pemain bass dalam grup band Askara Tunanetra ini berharap bisa diberi peluang untuk tampil menghibur wisatawan di destinasi-destinasi wisata. “Terutama yang dikelola oleh PT TWC,” harapnya.

Ke depan, kata Dedy, bisa diberikan kesempatan untuk untuk mengisi di tempat wisata candi, yang tentunya ini bisa membantunya dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari. (*/Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here