KABAREWISATA.COM – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI menjadikan Labuan Bajo sebagai bintang destinasi wisata Indonesia di Matta Fair 2023 di Kuala Lumpur.
Hal ini merupakan upaya lanjutan mengenalkan destinasi wisata Labuan Bajo yang menjadi tuan rumah pelaksanaan KTT ASEAN kepada para wisatawan.
Matta Fair sekaligus Business and Investments Match yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, digelar pada 17-20 Maret 2023 dan diikuti berbagai negara di dunia.
Dengan senang hati Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Sleman, Joko Paromo, menyambut pameran pariwisata terbesar yang ada di Malaysia. “Tidak hanya lebih besar dalam hal ukuran, tapi juga dalam hal apa yang ditawarkan kepada konsumen,” kata Joko Paromo, Minggu (19/3/2023).
Bagi Joko, pilihan yang telah diberikan kepada konsumen sangat luar biasa. “Dan keterlibatan para pemangku kepentingan pariwisata di Indonesia, baik sektor publik maupun swasta, merekalah yang membuat pameran ini sukses,” papar Joko.
Kata-kata yang diungkapkan Joko tidak dapat menggambarkan rasa terima kasihnya kepada mitra dan sponsor yang telah bersamanya untuk edisi Matta di masa lalu.
“Mereka yang bermitra dengan kami untuk pertama kalinya dan apa yang telah Anda lakukan sungguh menakjubkan dan kami tidak dapat melakukannya tanpa dukungan Anda,” kata Joko, yang ucapkan terima kasih kepada MATTA.
Banyak dari kita mengenal MATTA karena pameran konsumennya di seluruh negeri. Mungkin kita tidak tahu bahwa MATTA mencakup lebih dari itu.
Selama beberapa dekade, asosiasi ini tanpa lelah memperjuangkan pariwisata dengan mengembangkan hubungan perdagangan dengan mitra global di Indonesia.
“Bekerja bahu-membahu dan bergandengan tangan dengan pemerintah untuk mengembangkan ekonomi pariwisata yang kuat dan dinamis,” kata Joko.
Dan yang paling penting adalah untuk membangun dan mempromosikan nama Malaysia pada skala global melalui jaringan mitra global di Indonesia yang luas melalui filosofi keterlibatan ‘boots-on-the-ground’.
Disampaikan Joko, MATTA telah memulai misi untuk memperoleh dan membangun hubungan perdagangan dengan pasar berpotensi tinggi yang dimulai dengan fokus pada turis berpenghasilan tinggi dari Eropa, yang berpotensi menghasilkan pendapatan pendek dan hasil jangka yang panjang.
Keterlibatan MATTA di tahun 2023 ini memuncak dalam pembentukan kemitraan kolaboratif strategis dengan lima organisasi pariwisata nasional utama Eropa: Swiss Federation of Travel Agencies (SRV), The Association of Tour Operators and Travel Agents of the Czech Republic (ACCKA), The Association of Finnish Travel Industry (SMAL), The Polish Chamber of Tourism (PIT) dan The Estonian Travel and Tourism Association (ETFL).
“Kerja sama kolaboratif ini akan memberi Malaysia sumber yang signifikan bagi wisatawan inbound berpenghasilan tinggi,” tandas Joko.
Menjadi saksi atas kerja sama ini adalah para pemimpin pariwisata dan perwakilan dari Penang, Perak, Sabah dan Selangor. Kehadiran mereka memperkuat keragaman dan daya tarik Malaysia bagi dunia.
Kegiatan MATTA ini adalah cara kerja sama publik-swasta yang cerdas. Roadshownya bekerja sama dengan Tourism Malaysia tahun ini — yang mencakup sub-benua India — telah mulai membuahkan hasil. Menghasilkan minat yang sangat besar pada apa yang ditawarkan negara Malaysia. Dan roadshow ini akan berlanjut sepanjang tahun.
MATTA bahkan belum mulai menyentuh potensi besar pasar China yang secara bertahap mulai dibuka kembali. Hanya dalam beberapa jam MATTA memperbaharui MoU (Memorandums of Understanding) atau kesepakatan dengan dua mitra utama di Indonesia: ASTINDO dan ASITA.
“Ini untuk menunjukkan bahwa Malaysia tidak mengabaikan tetangga dekatnya dan Indonesia masih menjadi sumber utama kedatangan turis untuk Malaysia,” ungkap Joko.
Disampaikan Joko, masih banyak lagi yang sudah dilakukan MATTA. Di antaranya memulai upaya untuk mengembangkan praktik pariwisata yang lebih berkelanjutan, lebih banyak potensi pariwisata, dan membantu anggota menjadi digital melalui pasar B2C online yang tumbuh di Malaysia.
Pada kesempatan itu dilakukan pula simposium MATTA, di mana para pakar pariwisata membahas apa yang ada di depan dan tantangan pariwisata di wilayah pascapandemi Covid-19. “Dan yang lebih penting peluangnya,” tandas Joko.
Dan, pada MATTA Fair berikutnya pada bulan September 2023, akan bersama-sama menyelenggarakan Tourism Career Fair untuk membantu mengembangkan potensi pariwisata dan menciptakan lapangan kerja.
MATTA Fair kali ini merupakan indikasi kuat bahwa industri di Malaysia sedang beradaptasi dengan tren pariwisata pascapandemi Covid-19.
“Saya yakin, upaya MATTA akan membantu anggotanya mendapatkan posisi yang kuat dan kompetitif di era baru pariwisata ini,” papar Joko. (prm)