KABAREWISATA.COM – Setidaknya ada tiga modal untuk bangun sebuah destinasi, yaitu modal intelektual, sosial dan kapital yang sesungguhnya (kini) telah dimiliki masyarakat.
“Anak-anak muda kreatif berbasis IT, masyarakat yang masih memegang tradisi dan kohesi sosial serta ketersediaan anggaran via dana desa,” ungkap Wahjudi Djaja dari Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS), Rabu (17/8/2022).
Kembali ke soal visi dan kemauan lurah, yang di desa menjadi patron penentu kebijakan. Banyak desa yang kaya potensi, tapi tak memberikan nilai tambah untuk warganya. “Desa yang mampu menopang negara selama pandemi Covid-19, kembali ke rutinitas yang kadang kontra produktif selepas pandemi Covid-19 pergi,” kata Wahjudi Djaja.
Disampaikan Wahjudi, ada fenomena menarik yang dimiliki dan dikerjakan warga Dusun Pisangan, Tridadi, Sleman. Mereka tak buru-buru men-declare sebagai desa wisata. Pak Dukuh Antono Sarbini dan warga sepakat untuk memperkuat basis karakter sebagai pertahanan bagi kehidupannya.
UMKM tumbuh penuh karya dan dinamika, KWT tiada lelah bekerja, dan karang taruna yang membentengi dengan beragam aktifitas yang mensupport penuh kesadaran.
Beruntung, mereka memiliki Lurah, Sri Hartati, yang mempunyai visi jelas. Menjadikan padusunan yang mandiri berbasis kreatifitas. Tanah kas desa lebih dari 2 Hektare di tepi Kali Sempor diserahkan ke warga untuk dikelola sebagai destinasi.
Anggaran pun telah disiapkan untuk digunakan di tahun 2023. Apalagi yang dibutuhkan untuk bangkit berdiri sebagai sebuah desa wisata? Momentum!
Itulah yang kini sedang datang di dusun kuna dengan jejak sejarah dan orang-orang besar dengan narasi hebat itu.
Bahagia sekali Wahjudi Djaja bisa menemani mereka dalam menatap masa depan kehidupan yang lebih indah penuh berkah. “Semalam saya masih ditunggu tirakat meski harus mengikuti acara di Balairung UGM,” kata Wahjudi Djaja.
Tak kurang 600 orang warga Pisangan kumpul di ndalem Mbah Lurah. Ada keharuan, kebanggaan, dan rasa syukur saat kesahajaan berpadu persaudaraan yang tak mensyaratkan apapun.
Pisangan, dengan destinasi Kedung Aren, tak lebih dari 5 menit dari pusat pemerintahan Kabupaten Sleman, telah menempatkan diri sebagai pilar utama kebangkitan desa. “Semoga berkah sepanjang langkah,” tandas Wahjudi Djaja. (*/Fan)