KABAREWISATA.COM – Belum lama ini, Arif Nur Kholis menjalankan tugas dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk mempresentasikan ruang lingkup penanganan pandemi Covid-19 oleh Muhammadiyah di Gedung Arsip Nasional RI, Jakarta Pusat
Selain itu, juga berkoordinasi terkait langkah-langkah pengelolaan arsip yang bisa dilakukan sebagai bagian membangun ingatan kolektif bangsa.
Disampaikan Arif, membangun ingatan kolektif bangsa terkait peristiwa bencana adalah salah satu upaya strategis dalam mengurangi risiko bencana. “Khususnya dalam upaya mengurangi kerentanan yang bersifat paradigmatik,” kata Arif.
Dengan memandang keselamatan seseorang dalam sebuah kejadian bencana semacam undian nasib saja. Tidak ada ruang ikhtiar untuk mengusahakan keselamatan maupun ruang kekurangtepatan pilihan perilaku yang mempertinggi peluang jatuhnya korban.
Penyelamatan arsip penanganan pandemi Covid-19 juga diharapkan tidak hanya kerja-kerja pengumpulan dokumen saja.
“Namun menjadi bagian dari penulisan ketangguhan kolektif bangsa, baik pemerintah maupun masyarakatnya, dalam melalui masa pandemi Covid-19 sebagai warisan ketangguhan yang diwariskan untuk generasi mendatang,” ungkap Arif
Muhammadiyah yang sampai hari ini sudah membantu dan memfasilitasi vaksinasi Covid-19 hingga lebih dari 2 juta jiwa — dan masih terus dilakukan — menjadi salah satu contoh bentuk ketangguhan masyarakat sipil yang menjadi bagian dari keseluruhan sejarah penanganan Covid-19 di Indonesia.
Tentu, peran-peran lainnya disampaikan Arif Nur Kholis dengan singkat, dalam waktu presentasi yang hanya 10 menit. Salah satunya tentang bagaimana kisah komunitas relawan di tingkat basis, juga perlu menjadi bagian dari terget penyelamatan arsip.
“Seperti relawan pemakaman, relawan ambulan atau relawan ketahanan pangan dan penegakan protokol kesehatan,” jelas Arif.
“Bukti untuk sejarah bangsa bahwa Muhammadiyah bisa melalui pandemi Covid-19 ini karena modal sosial yang kuat, melintas batas agama dan golongan,” harap Arif Nur Kholis. (Fan)
