KABAREWISATA.COM – Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) menggelar Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas dalam rangka pengukuhan Guru Besar Prof Dr Andi Wahju Rahardjo Emanuel, BSEE, MSSE dari Fakultas Teknologi Industri dengan bidang Ilmu Inovasi Ilmu Komunikasi, Kamis (17/10/2024), di Gedung Slamet Rijadi, Kampus II UAJY.
Sidang terbuka ini dihadiri jajaran rektorat, pengurus Yayasan Slamet Rijadi Yogyakarta, para guru besar di UAJY, guru besar dari beberapa universitas, Sivitas Akademika, kerabat dan tamu undangan.
Kali ini Prof Dr Andi Wahju Rahardjo Emanuel, BSEE, MSEE., menyampaikan pidato pengukuhan dengan judul āPemanfaatan Kemajuan Teknologi Informasi untuk Kearifan Lokal Indonesiaā.
Andi menyoroti peran krusial teknologi informasi dalam mendukung pembangunan negara yang masih berada dalam fase negara berkembang.
Perkembangan di bidang teknologi informasi berkembang sangat pesat. Hal itu sangatlah membantu. “Tetapi saya argumentasikan di sini adalah berbagai macam kemajuan yang terjadi, terutama berasal dari negara maju yang sebetulnya dibuat untuk mengatasi tantangan mereka sendiri jadi tidak bisa langsung diadaptasikan ke Indonesia dengan tantangan yang berbeda, nanti akan memberikan efek yang kurang baik,ā ungkap Andi.
Menurutnya, adopsi teknologi tanpa penyesuaian dengan kearifan lokal dapat berdampak negatif pada perkembangan Indonesia yang sedang menuju status negara maju.
Dikatakan Andi, kita harus memperhatikan yang disebut dengan kearifan lokal yang ada di Indonesia. “Segala perkembangan teknologi informasi sekarang ini bisa kita manfaatkan, tetapi harus ada serangkaian modifikasi dan adaptasi untuk menjawab tantangan yang ada di Indonesia,ā jelas Andi.
Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), Dr G Sri Nurhartanto, SH, LL.M, menyampaikan ucapan selamat atas pengukuhan Prof Dr. Andi Wahju Rahardjo Emanuel, BSEE, MSSE, sebagai guru besar. “Capaian ini dapat semakin berkontribusi dalam memajukan UAJY, khususnya di bidang teknologi informasi,” kata Rektor UAJY Sri Nurhartanto.
Menurut Nurhartanto, menjadi guru besar bukan berarti selesai berkarya. “Tetapi justru menjadi tantangan untuk terus berkarya, mengembangkan ilmunya, terutama menjadi lokomotif bagi junior- juniornya yang nanti harapannya bisa terus melanjutkan pendidikannya,” papar Nurhartanto. (Fan)