KABAREWISATA.COM – Dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-76 Kalurahan Condongcatur, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, pada Jum’at (23/12/2022) malam, di halaman Kalurahan Condongcatur digelar wayang kulit dengan dalang Ki Yusuf Anshor. Sebagai bintang tamu adalah Waluyo, Suhin, Rina Febriana dan Septi Widyastuti.
Pada kesempatan itu, Ki Yusuf Anshor menyampaikan lakon “Sesaji Rajasuya”, yang bercerita ungkapan rasa syukur Pandhawa membangun Indraprasta atau Amartapura manjadi negara berdaulat yang memiliki kualitas hidup yang tinggi, ekonomi yang maju dan infrastruktur teknologi yang relatif canggih dibandingkan negara-negara yang kurang maju lainnya.
Seperti halnya Condongcatur, membutuhkan saksi terwujudnya Kalurahan Condongcatur yang lebih maju, bermartabat, transparan dan pelayanan prima bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Berbeda dengan Sesaji Kalaludra, yang membutuhkan 100 raja sebagai tumbal, hanya untuk ngumbar nafsu atau mementingkan hawa nafsu daripada akal pikiran,” terang Ki Yusuf Anshor.
Prabu Kresna melihat peluang ini. Segera menyusun strategi perang atau Sun Tzu bersama Bima dan Arjuna untuk membasmi sifat-sifat Kalaludra yang disandang Prabu Jarasando dan anak buahnya.
Dipilihnya lakon tersebut, kata Reno Candra Sangaji, selaras dengan tema Hari Jadi ke-76 Kalurahan Condongcatur, yaitu Condongcatur tangguh dan tetap tumbuh.
“Hal itu mempunyai makna, dalam satu tahun terakhir ini Condongcatur mengalami banyak peristiwa penting, ada suka dan duka di dalamnya,” kata Reno Candra Sangaji, SIP, MIP, Lurah Condongcatur.
Tetapi, Condongcatur harus tetap tangguh dalam menghadapi segala cobaan dan terus tumbuh tunas-tunas generasi baru untuk Condongcatur yang lebih baik ke depannya.
Bagi Reno, pergelaran wayang tersebut merupakan sebuah kegiatan yang mempunyai makna yang sangat positif. “Di tengah arus modernisasi dan krisis identitas, Kalurahan Condongcatur terus mempertahankan budaya yang sebagian sudah ditinggalkan,” kata Reno.
Karena, selain sebagai upaya nguri-uri budaya bangsa, kegiatan ini juga sekaligus memberikan motivasi kepada Ki Dalang Yusuf Anshor yang masih kelas IX SMP agar lebih aktif dan kreatif membangun budaya. “Khususnya wayang kulit agar masyarakat bisa lebih dekat dan mencintai budaya sendiri,” ungkap Reno.
Melalui pergelaran wayang kulit ini, diharapkan warga dapat memetik nilai-nilai positif dari cerita yang dibawakan dalang.
“Dan mudah-mudahan pergelaran wayang kulit ini menjadi motivator bagi dunia seni pada umumnya dan kalangan seniman, khususnya pedalangan, untuk terus berkarya dan mengembangkan seni pedalangan,” papar Reno. (Fan)