KABAREWISATA.COM – Bernadus Bayu Laksmono, S.Sos. Kepala Bidang Kesatua Bangsa Badan Kesatuan Bangsa Dan Politik Kota Yogyakarta membuka acara Pemantapan Kelembagaan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Se-Kota Yogyakarta dengan tajuk “Bebrayan Paseduluran” menyampaikan Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia melalui kegiatan seni budaya menyatukan pluralisme yang ada dari berbagai etnis yang ada dalam menjaga kondusivitas kota Yogyakarta.
Pesta demokrasi menjadi tanggungjawab bersama FPK se-kota menjadikan pesta yang menyenangkan dan menyejukkan menjadi juru damai. FPK bersikap netral dalam pesta demokrasi dan turut menjaga kondisi aman, tertib dan damai dengan prinsip bebrayan paseduluran.
Moderator acara Catur Setyo Ari Nugroho, S.Psi memperkenalkan peserta pemantapan dari pengurus FPK Kota Yogya, sekretaris FPK Kemantren Se-kota Yogya, dan Ketua dan sekretaris/anggota FPK Kelurahan se kota Yogya dengan narasumber dari Kesbangpol Kota Yogya, Komisi A kota Yogya, FPK Kota Yogya, dan narsum ahli Eko Bebek.
Yosep Dappa Loka sekretaris FPK kota Yogya menyampaikan keterbatasan anggaran FPK di wilayah menjadi kendala utama hambatan kegiatan di wilayah. Pembauran kebangsaan diharapkan mendorong persatuan bangsa dalam keberagamanan etnis, bahasa, budaya saling memahami satu dengan yang lain sebagai saudara sebangsa setanah air sehingga integritas bangsa terjaga, kokohnya persatuan bangsa dan keamanan nasional. FPK yang menganut salam lestari Bhinneka Tunggal Ika kiranya menjadi pembawa damai dalam masyarakat.
Usulan dari beberapa dari FPK antara lain Umbulharjo, Pakualaman dan Tegalrejo hampir seragam terkait keterbatasan anggaran yang bisa diakses oleh wilayah yang menjadikan minimnya eksistensi kegiatan di wilayah.
Kreativitas di wilayah yang notabene minim biaya dengan melaksanakan perkunjungan ke asrama asrama yang ada dan bisa berbarengan dengan lembaga lain yang ada di wilayah dengan memanfaatkan dana rapat koordinasi dari lembaga yang telah memiliki anggaran koordinasi.
Narasumber ahli Eko Wahyu Nugroho alias yang lebih beken dipanggil Eko Bebek pelaku seni lawak sekaligus Master of Ceremony pemilik omah jenaka Eko Bebek Jogja mengungkapkan saat ini apakah dengan adanya FPK bisa betul merukunkan masyarakat sedang contoh yang diberikan partai politikpun hanya bersatu demi kepentingan sesaat saja dengan berkoalisi? Berpikir kreatif menjadikan FPK punya konsep nyata dengan bukti sehingga memperoleh kepercayaan masyarakat.
Pola komunikasi dengan menunjukkan keberhasilan nyata menjadi contoh terbaik baik di masyarakat kita, bukan berdasarkan pakem kurikulum pelajaran yang ada, kolaborasi pola pikir dengan kajian riset, ide, konsep, penggaran wajib berpikir cerdas dan lain daripada yang lain, destinasi wisata murni dari pemerintah bukan dari swastanisasi yang menonjol juga perlu dipikirkan bersama.
Proposal cerdas lembaga yang terpola dengan kejujuran tanpa takut adanya temuan yang biasanya rasa takut karena ada kesalahan yang ditutupi, bila itu tidak ada seharusnya berani karena benar.
Kreatifitas dengan berpikir beda menjadi senjata orang/lembaga miskin (anggaran) agar tetap bisa eksistensi karena sponsor tertarik dengan kreatifitas orang/organisasi, jualan ide menjadikan lembaga bukan hanya sebagai penerima sumbagan. Ide kreatif yang berbeda menjadikan FPK memiliki budaya yang keluar dari pakem yang ada sehingga eksistensi terjaga. Ketidakpuasan atas hasil saat ini ditambah diskusi rutin menjadi kunci inovasi berhasil.
Persamaan bahasa antara CSR dan pemerintah perlu dikompromikan menjadi inovasi cerdas. Prinsip hidup bahagia, sehat, dan material dan berpikir out of the box menjadi hal yang dilakukan FPK Kota.
Anggota Komisi A DPRD Kota Yogya Triyono Hari Kuncoro mengapresiasi atas ide pemikiran dari FPK atas kepedulian menjaga Jogja tetap aman, kondusif dan damai. Ide riset kajian penting bagi keberlangsungan kegiatan FPK agar sesuai dengan kebutuhan wilayah. Semua arah kegiatan bermuara ke anggaran, dibutuhkan kreatifitas guna menunjang kegiatan bila di wilayah dengan kelurahan dan kemantren bila di kota dengan dinas yang akan berkoordinasi dengan pemerintah kota dan Dewan.
Kesepakatan dalan komisi untuk menambah anggaran bagi FPK bisa dengan pendekatan dan pengawalan sehingga usulan bisa terealisasi, bisa pula melalui pokok pikiran Dewan (Pokir). Kebijajan terakhir ada di komisi anggaran sebagai ketok palu.
Agenda pemantapan berlangsung Selasa, 27/06/2023 di lt. 3 R. Antares Hotel Royal Darmo Malioboro Jl. Kemetiran Kidul No.54, Pringgokusuman, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. (khs)