KABAREWISATA.COM – Upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang mendorong kemandirian siswa perlu mendapat dukungan seluruh pihak.
Para pendidik perlu menerapkan pembelajaran yang mendorong inovasi siswa untuk memacu kemampuan dan kemandirian. Sementara, stakeholder lain mendukung dengan program yang mendukung penerapan nilai-nilai tersebut.
PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) berkomitmen turut mengembangkan nilai-nilai kemandirian siswa melalui program binaan “Pesantren Inovatif”.
Program pembinaan bagi santri pesantren di Yogyakarta ini bertujuan mendampingi para santri untuk menerapkan ilmu yang didapat di bangku sekolah dan menumbuhkan jiwa entreprenuer dan memiliki usaha yang mandiri dan berkelanjutan.
Direktur Teknik dan Infrastruktur Mardijono Nugroho bersama Corporate Secretary AY Suhartanto, Kepala SPI PT TWC Aryono Hendro Malyanto dan Plt TJSL & SME Founding Manager Ismiyati menyerahkan secara langsung bantuan hibah dana usaha senilai Rp 65 juta kepada dua kelompok santri dari Pondok Pesantren Al-Hakim MAN 1 Yogyakarta dan Pondok Pesantren Al Ikhlas Berbah, Sleman, Yogyakarta, Rabu (27/7/2022).
Dana hibah usaha yang diberikan itu untuk mengembangkan usaha sablon kaos dan mug di Pesantren Al Ikhlas Berbah serta usaha laundry dan percetakan di Pesantren Al-Hakim Yogyakarta.
Program unggulan TJSL TWC di tahun 2022 ini juga melakukan pendampingan dan coaching entreprenuer yang akan berjalan selama 6 bulan sejak dari Juli 2022 hingga Desember 2022.
Pesantren Inovatif merupakan program binaan berkelanjutan yang dimulai dari tahun 2020 melalui Program Mahasiswa Inovatif dan Program Siswa Inovatif di tahun 2021.
Agenda tersebut sesuai dengan pilar pembangunan sosial Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) untuk menumbuhkan pendidikan bermutu. “Dan pilar pembangunan ekonomi TPB yang mendorong terciptanya pekerjaan layak yang mendorong pertumbuhan ekonomi,” terang Ismiyati.
Kepala Sekolah MAN 1 Yogyakarta, Wiranto Prasetyahadi, mengapresiasi langkah PT TWC melalui program Pesantren Inovatif ini.
Menurutnya, di tengah tentangan zaman yang terus berkembang, santri perlu mendapat bimbingan serta dukungan untuk mengembangkan kemampuannya. “Agar bisa mandiri dan berdaya saing,” kata Wiranto Prasetyahadi.
Program seperti ini, dikatakan Wiranto, belum pernah ada. “Namun nantinya anak-anak memang membutuhkan kemampuan ini,” tandasnya.
Pada prinsipnya, prinsip kemandirian perlu ditanamkan sejak dini. “Besar harapan kami agar program ini bisa terus berkembang dan bisa bermanfaat bagi para santri di kemudian hari,” ujar Wiranto.
Salah satu santri Al-Hakim Yogyakarta, Fauzan Kurnia Zain, bersama empat anggota kelompoknya berkeinginan untuk mengembangkan usaha laundry serta percetakan bagi pondoknya. “Usaha ini sesuai dengan kebutuhan vital para penghuni pondok dan sekolah,” terang Fauzan, siswa kelas XII MAN 1 Yogyakarta.
Menurut Fauzan, usaha ini jadi solusi bagi para penghuni pondok yang kadang susah bepergian keluar pondok.
Salah satu santri Al Ikhlas, Muhammad Fatkhul Anwar, mengatakan, dana usaha yang didapatnya ini nantinya akan digunakan untuk membeli peralatan pendukung usahanya.
Peralatan seperti printer dan alat sablon yang hingga saat ini belum dimiliki. “Sementara komputer sudah didukung oleh pihak pondok,” terang Fatkhul Anwar, santri yang memliki kemampuan desain produk ini.
Direktur Teknik dan Infrastruktur PT TWC, Mardijono Nugroho, memberi semangat dan dukungan bagi para santri yang meraih dana hibah melalui penilaian secara ketat ini. “Saya selalu mengajak pihak pesantren untuk selalu mendampingi para santri dalam mengelola serta mengembangkan usahanya,” kata Mardijono.
Bagi Mardijono, hal ini perlu dimonitoring terus. “Semua dinilai dengan standar dan parameter yang jelas, kemudian nanti bisa dievaluasi serta jadi masukan pengembangan usaha ke depan,” papar Mardijono. (Fan)