Empat Tahun UMAM, Haedar Nashir: Milestone Peradaban Islam dan Kerja Sama Indonesia–Malaysia

0
6
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. (Foto: Istimewa)

KABAREWISATA.COM – Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) telah genap berusia empat tahun. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyebut internasionalisasi gerakan persyarikatan ini tak bisa berdiri tanpa adanya sokongan dari kerajaan dan Mufti Perlis serta Pemerintah Malaysia.

Kata Haedar, dengan berdirinya UMAM di Perlis Malaysia terjalin pula hubungan erat antara bangsa serumpun yang memiliki kebudayaan yang sama yakni budaya Melayu.

“Sehingga UMAM menjadi jembatan kebudayaan untuk terbangunnya peradaban bangsa serumpun yang berkemajuan dengan basis ajaran Islam di tengah dunia modern,” ujar Haedar, Kamis (27/11/2025), dalam peringatan milad ke-4 UMAM di Hotel Seri Malaysia, Kangar.

Lahirnya UMAM, lanjut Haedar, adalah suatu cita-cita utama untuk mengembangkan dakwah pendidikan tinggi Muhammadiyah di luar negeri.

Dengan keragaman satu sama lain, ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah insaniyah antara dua bangsa serumpun itu dapat terus terjalin kerja sama strategis.

“UMAM didirikan dengan proyeksi jauh ke depan sebagai salah satu tonggak pencapaian atau milestone peradaban Islam yang berkemajuan,” jelasnya.

Menurut Haedar, Islam sejak kelahirannya telah memainkan peran yang sangat penting dan relevan dalam perkembangan peradaban dan politik internasional.

Di tengah banyaknya tantangan yang dihadapi masyarakat muslim global dalam beberapa dekade terakhir, bangsa serumpun Indonesia dan Malaysia memiliki banyak kesamaan untuk bertumbuh menjadi suatu bangsa kawasan yang berpeluang menjadi negara maju yang memiliki kepribadian pembeda (distinctive character).

Kedua bangsa tersebut, kata Haedar, memiliki kesamaan. “Di mana Islam menjadi kekuatan utama yang dianut oleh mayoritas penduduknya,” tandasnya.

Bagi Haedar, Islam bukan hanya sebagai agama yang mengandung ajaran keimanan kepada Allah SWT dan himpunan ritual ibadah. “Tetapi suatu agama yang mengajarkan nilai-nilai keadaban dan kemajuan hidup di berbagai bidang muamalah sebagai rahmat bagi semesta alam,” kata Haedar.

Selain itu, Haedar menilai Malaysia dan Indonesia dapat menjadi role-model pengembangan pendidikan yang membangun generasi ulul albab. “Berbeda dengan corak generasi masyarakat barat,” paparnya.

Lebih jauh, Islam dan umat di kedua bangsa serumpun itu dapat menjadi bangsa bertipologi khayra ummah. “Yang salah satu cirinya menjadi ummatan wasatha yang selalu hadir menjadi saksi sejarah bagi kehidupan umat manusia, syuhadaa ‘ala al-nas, yang membawa rahmat bagi semesta alam,” tegas Haedar.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting. Yakni, pendidikan Islam sebagai suatu institusi pendidikan holistik yang memadukan dimensi iman, akhlak dan kemajuan sebagai subtansi.

“Harapan Muhammadiyah agar UMAM hadir sebagai lembaga pendidikan tinggi yang unggul dan berkemajuan,” tandasnya. (Fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here