KABAREWISATA.COM – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kalurahan (PMK) Kabupaten Sleman mengadakan kegiatan out class “Peningkatan Kapasitas Pengelola BUMKal di Kabupaten Sleman” bagi 30 kalurahan yang telah merintis atau memiliki BUMKal.
Sebagai narasumber adalah Isa Ansori, Direktur Utama BUMDes Kemudo Makmur Klaten, yang telah berhasil mengelola BUMDes dengan baik sehingga dalam setahun bisa memperoleh omset sampai Rp 14 Miliar di tahun 2024.
Peserta berangkat bersama-sama menggunakan armada bus yang menjemput di masing masing kapanewon menuju Desa Kemudo, Klaten, Jawa Tengah.
Kegiatan dengan tema “Pengembangan Unit Usaha, Penyusunan Laporan Keuangan, Manajemen Bisnis, Optimalisasi Ketugasan Pengurus dan Kelengkapan Administrasi” melakukan kunjungan lapangan (out class) di BUMDes Kemudo Makmur, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah pada 22 – 24 September 2025.
Kegiatan ini merupakan Pagu Usulan Partisipasi Masyarakat (PUPM) Tahun 2024 masing masing kalurahan yang dilaksanakan selama 3 hari.
Hari pertama Senin (22/9/2025) dikuti 109 peserta dari Kapanewon Moyudan (Kalurahan Sumberarum) dan Kapanewon Mlati (Kalurahan Sinduadi, Sendangadi, Tirtoadi dan Sumberadi).
Hari kedua Selasa (23/9/2025) dikuti 109 peserta dari Kapanewon Berbah (Kalurahan Sendangtirto,Tegaltirto, Kalitirto dan Jogotirto), Kapanewon Ngaglik (Kalurahan Sariharjo, Minomartani, Sinduharjo, Sardonoharjo dan Donoharjo), Kapanewon Sleman (Kalurahan Caturharjo, Triharjo, Tridadi, Pandowoharjo dan Trimulyo), Kapanewon Tempel (Kalurahan Banyurejo,Tambakrejo, Sumberrejo, Pondokrejo, Mororejo, Lumbungrejo dan Merdikorejo).
Hari ketiga Rabu (24/9/2025) dikuti 87 peserta dari Kapanewon Gamping (Kalurahan Balecatur), Kapanewon Depok (Kalurahan Condongcatur), Kapanewon Prambanan (Kalurahan Bokoharjo) dan Kapanewon Cangkringan (Kalurahan Argomulyo).
Ketua Tim Kerja Pengembangan Potensi Masyarakat Dinas PMK Kabupaten Sleman, Siska Wulandari, S.Kom, MM, mewakili Kepala Dinas PMK Sleman, menjelaskan, sebelumnya telah dilaksanakan Bimtek In Class di masing masing kalurahan.
“Membahas mengenai tata cara laporan keuangan, strategi menjalankan bisnis plan di BUMKal sesuai kondisi yang ada di lapangan,” kata Siska Wulandari.
Ditambahkan Siska, kegiatan dilanjutkan sesuai jadwal berupa out class dengan mengunjungi BUMDes Kemudo Makmur Klaten sebagai tempat belajar dan bertukar ilmu serta apengalaman dalam menjalankan BUMDes. “Karena BUMDes Kemudo Makmur dinilai berhasil dan menjadi percontohan,” kata Siska.
Kegiatan out class bertujuan meningkatkan kemampuan pengelola BUMKal dalam beberapa aspek kunci, seperti meningkatkan pemahaman pengelola BUMKal tentang pengembangan unit usaha yang berkelanjutan, memperkuat kemampuan pengelola dalam menyusun laporan keuangan yang akurat dan transparan.
Selain itu meningkatkan kemampuan manajemen bisnis pengelola BUMKal, mengoptimalkan ketugasan pengurus BUMKal, meningkatkan kelengkapan administrasi BUMKal.
Diharapkan, BUMKal yang telah dirintis atau dimiliki oleh masing-masing kalurahan di Sleman dapat mereplikasi BUMDes Kemudo Makmur dalam manajemen pengelolaanya.
Potensi yang ada di kalurahan dapat digali, dikembangkan dan dimanfaatkan, baik potensi dalam bidang pertanian, kerajinan, budaya maupun potensi sumber daya alam seperti di Desa Kemudo.
Teramati, aliran sungai Kali Pusur bisa dikembangkan untuk pariwisata susur sungai menggunakan ban (tubing rivermoon) yang selalu ramai oleh pengunjung dan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi lokal dengan mengelola sumber daya yang ada di desa.
Diungkapkan Isa Ansori, Direktur utama BUMDes Kemudo Makmur, Desa Kemudo memiliki lokasi strategis antara kota Yogyakarta dan Surakarta.
Dengan lahan subur, potensi pertanian, sektor industri, serta SDM yang ulet dan kreatif, memiliki luas wilayah 2,69 km² dengan jumlah penduduk 5.610 jiwa dan 1.889 KK dengan profesi sebagai petani, karyawan swasta dan wiraswasta.
BUMDesa Kemudo Makmur yang berdiri tahun 2016 memiliki visi sinergis dalam mewujudkan gerakan pembangunan Kemudo maju, jaya, sejahtera, dengan misi optimalisasi aset dan sumber daya desa untuk kesejahteraan bersama, pelayanan prima serta penguatan budaya organisasi BUMDesa yang profesional dan sosial.
Kolaborasi strategis dengan masyarakat, pemerintah dan sektor industri, pengembangan sektor pertanian menuju agro industri sebagai pilar ekonomi desa.
Kepemilikan BUMDes Kemudo Makmur adalah 60% Pemdes Kemudo dan 40% masyarakat (1.777 KK) yang dulu ikut menanam saham.
Sedangkan pembagian hasil usaha adalah 37, 8% masuk PAD, 27% laba ditahan (diputar lagi), 25, 2% untuk masyarakat (1.777 KK), 5% dana sosial dan 5% insentif pengurus.
Saat ini, BUMDes Kemudo Makmur memiliki 5 unit usaha dengan 30 karyawan, untuk keterlibatan pemuda 50% dan keterlibatan perempuan sebanyak 60% .
Adapun 5 unit usaha tersebut adalah pengelolaan limbah afval Industri (bermitra dengan PT Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM), furniture dari limbah palet kayu, Kamajaya Mart, Tarades Café dan batik Ciprat.
BUMDes Kemudo Makmur next plan akan memperkuat dan mengintegrasikan unit usaha yang sudah ada, pengembangan wisata edukasi: eduwisata sampah, peternakan dan pertanian, menjalin kerjasama usaha dengan Koperasi Desa Merah Putih Kemudo.
Fokus pada ketahanan pangan dan rencana mendukung program makan siang bergizi gratis, pembuatan pabrik biji plastik dan Kemudo sebagai Desa Model Ekonomi Hijau. (Fan)