Buka Grebeg Madurejo, Bupati Sleman Ajak Belanja di Pasar Tradisional

0
50

KABAREWISATA.COM – Pasar tradisonal adalah saudara kita sendiri. Di pasar tradisional terjadi komunikasi antara pembeli dan penjual. Sedangkan kalau di pasar jejaring, kita tidak tahu yang punya siapa sehingga kita tidak bisa bertemu satu dengan yang lainnya.

Hal tersebut disampaikan Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo, saat membuka Grebeg Madurejo di area Pasar Potrobayan, Madurejo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, Sabtu (17/12/2022).

Hadir Panewu Prambanan Dra Siti Wahyu Purwaningsih, Dinas Kebudayaan Sleman, Dinas Koperasi dan UMK Sleman, Dinas Kebudayaan DIY dan unsur kelembagaan Kalurahan Madurejo.

“Oleh karena itu, mari kita belanja di pasar tradisional yang ada di sekitar kita agar ekonomi rakyat menggeliat,” kata Kustini.

Grebeg Madurejo ditandai senam massal, gelar UMKM, pentas seni tradisi, kirab Boyong Projo, akan berlangsung sampai 18 Desember 2022.

Menurut Kustini, sinergi antara budaya dan UMKM seperti dalam Grebeg Madurejo ini bisa menaikkan UMKM agar lebih berperan dalam perekonomian.

“Naik kelas, artinya harus ada pembinaan-pembinaan agar harga jual semakin laku. Dengan demikian, barang-barang yang ada di sekitar kita semakin laku,” harapnya.

Menanggapi apa yang disampaikan Bupati Sleman, Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Wasita, mengatakan, pasar tradisional memang bisa menjadi destinasi wisata yang menarik.

“Jangan membayangkan wisata hanya urusan bus-bus yang hilir mudik ke sebuah objek wisata. Aktifitas jual beli di pasar tradisional pun bisa menjadi paket wisata,” kata Wasita.

Menurutnya, orang bisa mengenang kembali kehidupan tradisional sambil jalan-jalan atau menikmati jajanan pasar yang khas.

Sedangkan Wahjudi Djaja dari Badan Promosi Pariwisata Sleman (BPPS) menyampaikan perlunya Pemerintah Kabupaten Sleman mendukung dan melindungi pasar-pasar tradisional yang ada.

“Kita bahkan memiliki beberapa situs pasar kuna yang dibangun era Hamengku Buwono VII,” ungkap Wahjudi Djaja.

Dikatakan Wahjudi, pasar kuna itu pernah menjadi tempat pertemuan para pejuang selama masa revolusi. “Narasi sejarah ini perlu kita angkat untuk memberi warna lokalitas wisata Sleman,” jelasnya.

Grebeg Madurejo pada Minggu (18/12/2022) diawali dengan Kirab Boyong Projo, jathilan, festival potensi budaya, dan sendratari Ramayana. (fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here