Batik Wastra Tunggal, Eksplorasi 20 Tahun Perjalanan Seniman Batik Remigius Tunggal Nugroho

0
77
Remigius Tunggal Nugroho, 20 Tahun Perjalanan Menapaki Batik Di Pameran Batik Wastra Tunggal, 27- 29 Oktober 2023, Tiforti Artspace, Sabtu (28/10/2023) - (Foto : Itock)

KABAREWISATA.COM – Tiforti Artspace yang berlokasi di Jl. Ipda Tut Harsono, Yogyakarta, menjadi saksi perjalanan yang luar biasa dari seorang seniman batik yang telah mengabdikan diri selama dua dekade. Remigius Tunggal Nugroho yang sebelumnya tidak memiliki minat dalam dunia batik, kini menampilkan karya yang mengagumkan dalam sebuah pameran tunggal “Batik Wastra Tunggal” yang berlangsung pada tanggal 27 hingga 29 Oktober 2023.

Ketertarikan Tunggal terhadap batik muncul pada sekitar tahun 1999 saat ia secara kebetulan melihat beberapa pembatik sedang bekerja di sebuah rumah dalam perjalanan pulang ke rumah kakeknya. Rasa penasaran itu menginspirasinya untuk menjelajahi dunia batik lebih dalam.

Titik awal Remigius Tunggal Nugroho mulai serius dalam berkarya batik terjadi pada tahun 2003. Baginya, batik bukan sekadar pekerjaan biasa, melainkan juga sarana ekspresi dan wadah eksperimen. Selama dua dekade ini, tempat kerjanya telah menjadi seperti “studio batik” yang memberikannya kebebasan untuk bermain dan bereksperimen dengan batik.

“Dalam perjalanan ini, saya telah menghadapi berbagai tantangan, mulai dari ide-ide yang naik-turun, hingga kesulitan mencari pasar dan persepsi masyarakat tentang batik. Meski begitu, ada momen-momen yang menggembirakan, penemuan hal-hal baru, dan semangat dalam berkarya,” ungkap Tunggal di Tiforti Artspace pada Sabtu (28/10/2023).

“Selama perjalanan ini, ia menemukan makna sejati dari wastra batik, yang seharusnya mencerminkan pemakainya. Dalam prosesnya, Tunggal menemukan ritme yang memuaskan, yaitu menggabungkan elemen-elemen lama dengan tampilan yang lebih modern,” tambahnya.

Perjalanan Tunggal tidak berhenti sampai di situ. Ia memandang batik sebagai sebuah “media” ekspresi yang bebas dari batasan. Batik bukan lagi sekedar pakaian, melainkan juga sebagai medium inspirasi dalam berbagai ranah seni.

Menurut Yuka Dian Narendra, seorang Penulis dan Peneliti Budaya Populer yang menulis tentang Wastra Tunggal: Kilas Perjalanan Dua Dekade Remigius Tunggal Nugroho, pameran ini menandai titik awal bagi Tunggal, yang mewakili perjalanan artistiknya. Mungkin saja di masa depan, kita akan melihat Tunggal bukan hanya sebagai seorang perajin batik, melainkan sebagai seorang seniman kontemporer yang menggunakan batik sebagai medium karyanya.

Karya-karya batik yang dipamerkan oleh Tunggal adalah hasil produksi batik tradisional dengan teknik konvensional menggunakan pewarna alami. Pewarna alami inilah yang menciptakan ciri khas produksi batiknya hingga saat ini, dengan warna-warna lembut dan alami.

Pameran ini akan membawa pengunjung untuk merasakan bagaimana batik dapat menjadi medium ekspresi yang bebas dari aturan, sambil tetap menghormati akar budaya batik itu sendiri. Perjalanan panjang Remigius Tunggal Nugroho dalam dunia batik adalah sebuah kisah inspiratif yang wajib disaksikan oleh semua pecinta seni. (soe)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here