Peresmian perjanjian penjualan bersyarat antara Mitratel dengan IOH melalui penandatanganan CSPA oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko (kedua dari kanan) dan CEO IOH Vikram Sinha (kedua dari kiri) disaksikan CEO TelkomGroup Ririek Adriansyah (paling kanan). (Foto: Istimewa)
KABAREWISATA.COM – Membuka peluang expansi jaringan bagi operator selular dan akselerasi ekosistem bisnis berkelanjutan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) memperkuat bisnis menara telekomunikasi melalui anak perusahaannya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) dengan perjanjian penjualan bersyarat (Conditional Sales Purchase Agreement) sebanyak 997 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo Hutchison (IOH).
Aksi korporasi ini menambah aset dan tenant Mitratel dari IOH dan penyewa menara dari mitra bisnis lainnya.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan CSPA oleh Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko dan CEO IOH Vikram Sinha di Jakarta pada 18 Februari 2023 lalu. Transaksi antara Mitratel dan IOH diproyeksikan rampung pada kuartal I/2023.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko — yang akrab disapa Teddy — menyampaikan, kolaborasi ini dapat memperkuat dan memantapkan posisi Mitratel sebagai pemilik menara telekomunikasi terbesar di Asia Tenggara yang independen dan tepercaya.
Penambahan sebanyak 997 menara telekomunikasi ini memperkuat ekosistem Mitratel di bisnis menara telekomunikasi dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi seluruh operator telekomunikasi.
“Kolaborasi ini juga mengakselerasi peluang pertumbuhan kolokasi menara Mitratel serta menyokong serangkaian usaha Mitratel untuk pengembangan bisnis menjadi end-to-end Digital Infrastructure Company,” kata Theodorus Ardi Hartoko, Senin (27/2/2023).
Tidak kalah pentingnya, akuisisi juga merupakan penegasan bahwa Mitratel adalah perusahaan penyedia Menara yang independen dan sangat dipercaya oleh operator seluler di Indonesia.
Pada tahun 2022, Mitratel mengakuisisi menara telekomunikasi sebanyak 6.088 unit dan 6.012 kilometer (km) fiber optik.
Akuisisi ini merupakan usaha Mitratel untuk memantapkan posisi sebagai konsolidator infrastruktur telekomunikasi (menara dan fiber) utama di Indonesia.
Kesepakatan CSPA dengan IOH kali ini diyakini akan memberikan manfaat untuk pertumbuhan bisnis berkelanjutan untuk kedua perusahaan.
Mitratel berupaya menjadi perusahaan yang berorientasi pada Leading Sustainable Growth. “Perjanjian CSPA dengan IOH melanjutkan pertumbuhan anorganik di tahun-tahun sebelumnya,” lanjut Teddy.
Sejalan dengan akuisisi menara, Mitratel juga menjalankan program peningkatan tenancy ratio melalui penyediaan konektivitas berkapasitas tinggi dengan penggelaran fiber optik dan layanan satelit serta penyediaan daya (power to tower) yang akan memberikan dukungan penuh kepada operator telekomunikasi.
Ke depannya, Mitratel optimis pendapatan akan umbuh di atas rata-rata industri dengan adanya aksi korporasi akuisisi ini yang dibarengi dengan peningkatan tenancy ratio.
Perseroan juga meyakini tingkat profitabilitas, yaitu margin EBITDA kian meningkat seiring peluang pertumbuhan kolokasi menara.
Secara konsolidasi, Mitratel pada sembilan bulan pertama 2022 mencetak margin EBITDA sebesar 78,5%, mengalami peningkatan sebesar 75,7% pada tahun sebelumnya.
Bahkan margin EBITDA dari segmen penyewaan menara telekomunikasi tercatat sebesar 85.2%.
Oleh karena itu, akuisisi ini merupakan kesempatan yang baik untuk mendapatkan ratusan aset menara telekomunikasi dengan spesifikasi dan lokasi strategis dalam rentang waktu yang cukup singkat yang tidak dapat dicapai dengan pengembangan organik.
Fokus Mitratel bergerak untuk meningkatkan fundamental melalui monetisasi aset. “Mitratel sebagai tower provider akan terus agresif memonetisasi asetnya sehingga membuka peluang pertumbuhan bisnis di masa mendatang,” pungkas Teddy. (Fan)