KABAREWISATA.COM – Pameran Temporer Parama Iswari berlangsung di KgD. Kedhaton Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Jl Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta.
Pameran tersebut berlangsung pada 5 Oktober 2024 hingga 26 Januari 2025 dengan rangkaian acara yang menarik perhatian berbagai kalangan.
Pameran Parama Iswari Mahasakti Keraton Yogyakarta mengangkat peran penting perempuan dalam sejarah Yogyakarta, terutama saat masa-masa sulit seperti serangan Inggris.
Perempuan-perempuan setia mendampingi Sultan Yogyakarta saat para pangeran memilih bersembunyi, sebuah peran yang membuktikan ketangguhan mereka dan mengubah pandangan masyarakat Jawa pasca Perang Jawa (1825-1830).
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan, pameran tersebut merupakan peristiwa budaya yang sangat layak untuk disyukuri. “Melalui pameran ini masyarakat dapat memetik hikmah dari karya-karya yang ditampilkan,” kata Sri Sultan HB X.
Dalam pameran itu ada sosok perempuan yang memiliki peran penting dalam sejarah dan kehidupan. Meskipun kuat, perempuan juga memiliki kelembutan yang menyegarkan, seperti embun pagi yang menyejukkan bumi.
“Peran perempuan terukir dalam takdirnya, tidak hanya dari segi kekuatan fisik, tetapi juga melalui kebijaksanaan, kecerdasan dan kelembutan hati,” ujar Sri Sultan HB X di depan Danrem 072/Pamungkas Brigjen TNI Zainul Bahar, SH, MSi, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan, Danlanud Adisutjipto Marsma TNI Setiawan, Danlanal Yogyakarta Kolonel Laut (KH/W) Devi Erlita, Gusti Kanjeng Ratu Bendara bersama Keluarga Besar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Forkopimda DIY.
Dalam pameran ini nilai-nilai dan citra perempuan tercermin dalam wayang Purwo. Kisah-kisah yang ditampilkan tidak hanya menggambarkan perempuan sebagai simbol kelembutan, tetapi juga sebagai sosok yang berprestasi, mampu mengubah cara pandang masyarakat terhadap peran dan kedudukan perempuan, baik dalam sejarah maupun di masa kini.
Diharapkan pameran ini dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat, terutama dalam memahami lebih dalam peran dan makna perempuan dalam kehidupan dan budaya. (Fan)