Anak Petani Singkong Asal Toraja Kuliah Gratis di UGM

0
10
Natan Kapitong (55) jika akhirnya bisa menguliahkan anak bungsunya Moses Patibang (18) di Kampus Universitas Gadjah Mada. (Foto: Humas UGM)

KABAREWISATA.COM – Tidak terbesit di benak Natan Kapitong (55) jika akhirnya bisa menguliahkan anak bungsunya Moses Patibang (18) di Kampus Universitas Gadjah Mada.

Apalagi, dalam dalam lima tahun terakhir, ia sudah menjadi orang tua tunggal untuk menghidupi ketiga anaknya.

Natan mengandalkan penghasilan dari pekerjaan sehari-hari sebagai petani singkong dan tukang ojek panggilan dengan rata-rata penghasilan kurang dari Rp 500 ribu per bulan.

Seperti dituliskan Astri di website UGM dengan editor Gusti Grehenson, keluarga Natan tinggal di rumah kayu yang jauh dari kota dan pemukiman warga di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja.

Untuk menuju rumahnya hampir tanpa penerangan hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak, berbatu yang licin dan berlumpur di tengah hutan kecil.

Untuk membiayai kehidupannya dan anak-anaknya, masih harus dibantu anak pertamanya yang bekerja sebagai buruh bangunan di Papua. Juga membantu bayar biaya kuliah anak keduanya di salah satu universitas swasta di Toraja.

Keterbatasan ekonomi menjadi alasan Natan untuk meminta anak bungsunya agar menunda keinginan ke bangku kuliah. Kalaupun terpaksa, ia meminta untuk memilih kampus yang tidak jauh dari Toraja.

Akan tetapi sang anak terus bersikeras dan meyakinkan dirinya jika pilihan kuliah di UGM untuk masa depannya kelak.

Natan pun melunak saat tahu Moses mendaftar lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). “Dan yang bisa saya lakukan hanyalah berdoa untuk kelulusan sang anak tercinta,” ungkap Natan, Selasa (16/7/2024).

Sampai tibalah pada Selasa, 26 Maret 2024, Moses menghadiri suatu acara ibadah di gereja. Waktupun terus berjalan hingga ibadah telah selesai.

Perasaannya mulai campur aduk ketika akan membuka pengumuman SNBP di ponselnya. Kemudian, sambil berlari dan teriak sekeras-kerasnya mengabarkan kabar baiknya kepada siapa saja: “Puji Tuhan, saya lulus UGM… Saya lulus UGM!”

Begitu haru dan senangnya hingga membuat seluruh jemaat dan sang Pendeta ikut bahagia karena berita baik Moses hari itu.

Moses menjadi satu-satunya siswa lulusan SMA Negeri 3 Toraja yang tahun 2024 ini diterima berkuliah di UGM. Sang ayah pun seperti mimpi mendapat kabar Moses lolos seleksi untuk berkuliah di UGM.

Ia adalah orang yang mendukung penuh apa yang menjadi cita-cita anaknya untuk berhasil menempuh pendidikan lanjut menempuh pendidikan di universitas ternama di Indonesia. Mimpi Moses untuk bisa berkuliah di UGM sejak ia duduk di bangku SMP, kini menjadi kenyataan.

Anak bungsu dari tiga bersaudara asal Tana Toraja ini berhasil diterima kuliah di Prodi Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

Tidak hanya itu. Namanya pun kini terdaftar sebagai calon mahasiswa penerima KIP Kuliah. Bahkan, saat registrasi ia mendapat subsidi UKT 100 persen.

Di bangku SMA, Moses adalah siswa yang selalu mendapat peringkat 5 besar di sekolah. Moses menuturkan, untuk bisa lolos seleksi SNBP ia selalu berusaha untuk mempertahankan nilai dan prestasinya sejak duduk di kelas 10.

Diterima kuliah di Prodi Ilmu Komunikasi, Moses mengaku juga tidak lepas dari sosok Najwa Shihab yang menjadi idolanya.

“Saya ingin memiliki kemampuan berbicara di depan publik yang baik seperti Najwa Shihab dan kalau sudah lulus kelak saya bercita-cita ingin menjadi dosen,” harapnya.

Moses yang ditinggalkan sang ibu 5 tahun lalu, mengucapkan terima kasih untuk mendiang sang Ibu, sosok yang amat berarti bagi hidupnya.

Ia menuturkan, almarhum ibunya adalah separuh hidupnya yang selalu ada di dalam hidupnya. “Terima kasih, Mama. Telah merawat dari kecil hingga saya bertumbuh menjadi pribadi yang kuat. Tanpa kehadiran Mama di hidup saya, hanya sebutir debu yang tidak berarti dan ini saya persembahkan untuk Mama,” tuturnya.

Hingga sekarang Moses selalu ingat pesan yang disampaikan sang ibunda. Juga selalu memegang prinsip hidup dari sang ibu. Selalu menjadi pegangan hidupnya hingga ia berada ada di titik ini.

“Kamu harus belajar yang rajin dan giat hingga menggapai cita-cita setinggi langit,” kata Moses menirukan pesan ibunya.

Meski setelah ini Natan akan hidup seorang diri, namun ia bahagia karena Moses telah berhasil menjemput salah satu mimpi besarnya: berkuliah di UGM.

Sang ayah berharap, semoga UGM dapat selalu memberi kemudahan dan bantuan kepada anaknya selama menempuh kuliah.

Bagi Natan, subsidi UKT 100% yang diberikan UGM seperti sebuah mimpi yang jadi nyata untuk keluarganya yang memiliki beban finansial y)tidak sedikit.

“Saya senang dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang dapat memberi subsidi untuk anak saya kuliah,” kata Natan.

Karena secara ekonomi, Natan tidak mampu. Pendapatannya di bawah Rp 500 ribu setiap bulan. Sehingga kalau untuk membiayai anaknya kuliah di UGM tidak mampu.

Sebagai universitas nasional, Universitas Gadjah Mada terus berkomitmen kuat untuk memberikan akses pendidikan tinggi kepada semua lapisan masyarakat, termasuk mereka yang berasal dari latar belakang ekonomi kurang mampu, salah satunya melalui program subsidi UKT.

Subsidi itu diberikan berdasarkan kondisi ekonomi mahasiswa sehingga memastikan biaya kuliah tetap terjangkau bagi semua kalangan. Calon mahasiswa dapat mengajukan permohonan subsidi UKT dengan menyertakan dokumen-dokumen yang menunjukkan kondisi ekonomi mereka. (Fan/*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here