KABAREWISATA.COM – Perkembangan wisata kuliner di Yogyakarta semakin menggeliat. Kota Pelajar ini tak lagi hanya mengandalkan gudeg, sate klatak, bakmi jawa, dan bakpia. Kini, banyak tempat makan baru yang digemari oleh semua kalangan. Salah satunya adalah Ayam Bakar Lonak yang menawarkan kelezatan ayam bakar dengan proses pengasapan yang unik, memanjakan lidah wisatawan dari berbagai kalangan.
Ayam Bakar Lonak, yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km.14 dan Jalan Perumnas Seturan, Caturtunggal Depok Sleman, adalah usaha kuliner inovatif yang dirintis oleh empat pemuda dari Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur: M Aditya Bermadi, M Arif Budi Irfandi, Risman Widian P, dan M Adil Hidayat.
Nama “Lonak” sendiri diambil dari bahasa daerah Tenggarong yang berarti makan dengan lahap. Dalam bahasa gaul, “Lonak” bisa diartikan sebagai “Nendang” dan bisa juga diplesetkan menjadi “Lunak” atau “Empuk”, ungkap Aditya saat ditemui sehari setelah peresmian outlet baru di Jl. Perumnas Seturan, Kamis (30/5/2024).
Keunikan menu ayam bakar mereka terletak pada proses memasaknya yang spesial. Diawali dengan pengungkepan yang lebih lama, lalu pengasapan dalam oven selama sekitar 2 jam sebelum dibakar. Ayam kemudian disajikan dengan bumbu kacang yang diberi sentuhan akhir dengan arang panas, menghasilkan tekstur daging yang empuk dan sensasi nyala api dan asap saat disajikan.
Aditya juga menambahkan bahwa tampilan outlet dengan dominasi warna merah dan kuning serta tagline “Ayam Bakar Lonak, Ayam Bakar Yang Diasap” menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen yang penasaran ingin mencicipi masakan tersebut.
Hal ini dibuktikan oleh Jay, Karin, dan Putra, mahasiswa Jogja yang baru pertama kali datang dan ingin mencoba varian ayam bakar manis porsi besar karena tertarik dengan tampilan warna outlet Ayam Bakar Lonak. “Awalnya iseng, tempatnya menarik karena warna merahnya eye-catching. Akhirnya kami mampir dan melihat menunya, sepertinya enak, jadi kami putuskan untuk mencoba pertama kali makan di sini,” kata Jay mewakili teman-temannya.
Yang menarik dan patut dicontoh adalah kemampuan dan kreativitas dari empat pemuda ini. Dengan beragam latar belakang pendidikan, mereka berhasil membuka dua outlet usaha kuliner baru hanya dalam kurun waktu empat bulan di tengah ketatnya persaingan bisnis kuliner di Yogyakarta. Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari riset bisnis mendalam, khususnya di bidang kuliner yang terus mereka lakukan. (soe)