KABAREWISATA.COM – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta bersama dengan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat menyelenggarakan peluncuran buku bertajuk “Berdaulat untuk Kesejahteraan Rakyat” dan “Mendengar Suara Merawat Semesta” bertempat di Pagelaran Kraton, Kemantren Kraton, Kota Yogyakarta, pada 15 Desember 2023.
Hadir dalam acara tersebut Wagub DIY KGPAA Paku Alam X beserta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati Paku Alam, Dubes LBBP RI Untuk Rusia Mohammad Wahid Supriyadi, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit, Danlanud Adisucipto Marsekal Pertama TNI Dedy Susanto, Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nasir, M.Si., Ketua DPRD DIY Nuryadi, S.Pd.
Hal tersebut diadakan dalam rangka mangayubagya 80 tahun — dalam penanggalan Jawa — Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Komandan Korem 072/Pamungkas, Brigjen TNI Zainul Bahar, S.H., M.Si., mewakili Forkopimda Daerah Istimewa Yogyakarta menerima secara langsung 2 buku tersebut dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Danrem 072/Pamungkas mengucapkan selamat atas peluncuran buku persembahan 80 tahun Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X. “Saya merasa bangga dan senang dapat menerima langsung buku tersebut sehingga dapat menjadi inspirasi dan meneladani setiap nilai-nilai yang terkandung dari buku tersebut,” kata Brigjen TNI Zainul Bahar, S.H., M.Si.
Kedua buku tersebut menggambarkan ekspresi masyarakat, selayaknya opini dan pendapat yang terpancar dari pemikiran para narasumber.
Buku tersebut merupakan kumpulan esai berisi tentang testimoni para tokoh tentang kepemimpinan Sultan HB X. Selain itu juga terdapat berbagai macam tema seperti Kepemimpinan Sri Sultan, Suksesi dan Keraton, Keistimewaan Yogyakarta, Ekonomi Kreatif dan tema lainnya.
Sri Sultan HB X menyampaikan, buku tersebut bukan sekadar catatan kronologis dari peristiwa-peristiwa dalam perjalanan hidupnya. “Melainkan sebuah warisan budaya, sebuah bunga rampai yang merefleksikan nilai-nilai, pengalaman hidup dan pengabdian,” kata Sri Sultan HB X.
Selain itu, Sultan HB X juga mempunyai cita-cita tentang konsep Kebudayaan Indonesia Baru. “Dalam hal ini hendaknya Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya digunakan sebatas slogan, tetapi sebagai strategi kebudayaan yang dituangkan ke dalam kebijakan publik,” ungkap Sultan HB X.
Sri Sultan HB X menyampaikan, sejarah telah memberikan pelajaran bahwa hidup dalam multikulturalisme, yang penuh toleransi dan saling menghargai, dapat menjadi sumber kemajuan. (Fan)