Menjaga Kemabruran, Laksana Lampu Listrik

0
71
Menjaga Kemabruran, Laksana Lampu Listrik (ist)

KABAREWISATA.COM – Pulang dari perjalanan haji, adalah penuh hari dan tangisan bahagia. Bahagia karena diantara mulai rindu untuk kembali ke Tanah Suci dan rindu ketemu teman teman serombongan terlebih yang bersama sama berjuang menggapai kemabruran dalam satu biro haji.

Menjaga kemabruran berhaji harus didasari keikhlasan untuk saling mengingatkan. Karenanya perbanyak ngaji bersama dan mengenang kebaikan dalam kebersamaan saat di Tanah Suci.

“Menjaga kemabruran itu harus dilandasi keimanan, keikhlasan dan berani saling mengingatkan akan kebaikan, pokoknya orang yang pernah berhaji harus mau memberikan penerangan dan penuh manfaat bagi siapapun. Mirip lampu itu, terang terus dan terus terang,” kata Drs H Suhudi, pembimbing Haji Multazam SOC 69 dalam kajian rutin, Minggu siang (9/7/2023) di Joglo Kasuhartan Soragan, Sleman.

“Orang yang sudah berhaji, harus mau dan mampu memberi penerangan bagi lingkungan nya, tanpa henti,” imbuhnya.

Sementara itu H. Djundan Arief dalam tausiyahnya menyampaikan rasa bahagianya, semakin banyak orang Indonesia pergi haji dan berdampak baik bagi bangsa dan umat. Haji, menurutnya adalah panggilan untuk me jadi orang yang lebih bertanggungjawab dalam hal apapun. Tanggung jawabnya bukan saja kepada sesama manusia, tetapi pasti kepada Allah SWT.

Kenangan berjuang berhari hari, bahkan mencapai 40 hari di tanah suci harus berdampak kepada perilaku atau akhlaq nya. “Sebuah resiko, bahwa Seorang haji akan menjadi semacam patokan dan panutan di masyarakat, maka dia harus menjaga kualitas ibadah dan muamalahnya,” kata Djundan Arief.

Pada bagian lain Drs H. Taufik Ridwan anggota haji Multazam SOC 69 100% MBantul yang juga Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia DIY (PPHI) menyampaikan rasa bahagianya ketika setiap haji memiliki rasa rindu untuk selalu bertemu dengan kelompok atau rombongan saat berhaji, terutama yang bergabung dalam KBIH.

“Ikut serta dalam KBIH bagi calon haji, sangat penting dan malahan harus sebab banyak membantu dalam banyak hal, baik ketika di Indonesia atau saat di tanah suci. Karenanya ketika sudah kembali ke Tanah Air, harus sering ketemu, jikalau perlu diniatkan sekaligus untuk piknikan atau healing,” kata Taufik.

“Ketemu teman satu rombongan saat di tanah suci adalah nikmat dan bentuk kesyukuran menjaga kemababruran,” imbuhnya.

Masih menurut Taufik, menjaga kemabruran sepulang haji tidaklah mudah, sebab justru ujian kehidupan nya akan mulai timbul dan nampak. Orang haji akan menjadi sorotan masyarakat, sekecil apapun kesalahan dan atau khilaf akan dipandang disorot dan akan menjadi bahan koreksi.

Karenanya, selain ikhtiyar meminta kepada Allah agar terjaga kualitas bersamanya, juga berikhitiar dengan cara mengaji setiap hari serta menjaga silaturahmi dengan para haji. (fan)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here