Dashboard platform digital Netmonk Prime. (Foto: Istimewa)
KABAREWISATA.COM – Kini Telkom dan BPKP bersinergi untuk mencari solusi dalam memudahkan pemantauan jaringan dan sebagai critical alert terhadap gangguan.
Melalui Netmonk Prime tekan potensi gangguan jaringan di BPKP melalui dashboard monitoring jaringan.
Semangat Revolusi Industri 4.0 yang dicanangkan oleh pemerintah merangsang percepatan adopsi digital dalam negeri. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) turut mendukung akselerasi digital sejalan dengan inisiasi pemerintah di berbagai sektor industri maupun instansi, salah satunya Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Melalui pemanfaatan Netmonk Prime, platform digital di bawah naungan Leap-Telkom Digital, kini BPKP dapat melakukan pemantauan jaringan di internal BPKP Pusat untuk menekan risiko terjadinya gangguan jaringan.
Penerapan digitalisasi dalam pemantauan jaringan di internal BPKP Pusat membutuhkan perangkat yang telah terkoneksi dengan jaringan internet sehingga kuantitasnya akan semakin prima.
Seiring meningkatnya aktivitas penggunaan jaringan internet, semakin meningkat pula risiko terjadinya gangguan jaringan. Untuk itu, dalam menghindari segala risiko yang mungkin muncul, dibutuhkan upaya pencegahan yang bisa dilakukan melalui monitoring jaringan pada aktivitas tersebut.
Monitoring jaringan merupakan proses mengumpulkan dan menganalisa data-data yang ada di dalam lalu lintas jaringan. Praktik ini sangat penting untuk perusahaan atau instansi memantau infrastruktur jaringan, seperti mengetahui berfungsi atau tidaknya perangkat jaringan.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai penyelenggara pengawasan keuangan negara dan pembangunan nasional, jaringan yang saling terkoneksi dan berjalan tanpa masalah sangat diperlukan untuk memudahkan kinerja BPKP.
Namun, sebelumnya BPKP kerap mengalami kesulitan dalam melakukan pemantauan perangkat jaringan yang berfungsi dengan baik atau tidak. Tak hanya itu, pemantauan kesehatan perangkat yang digunakan juga tidak bisa dilakukan dengan efektif.
Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid, mengatakan, sebagai solusi monitoring jaringan kehadiran Netmonk Prime bertujuan untuk mempermudah tim IT BPKP dalam melakukan pemantauan jaringan di perusahaan maupun instansi.
Menurut Fajrin, dengan Netmonk Prime, perusahaan dan instansi dapat memantau kondisi jaringan, web/API serta server secara proaktif dan dapat melakukan pemeliharaan preventif cukup dalam satu aplikasi.
Dengan memanfaatkan dashboard Netmonk Prime yang friendly user, memudahkan BPKP dalam melakukan pemantauan jaringan serta kesehatan perangkat jaringan yang digunakannya untuk menghindari kekusutan jaringan yang dapat berimbas buruk bagi kinerja BPKP.
Selain BPKP Pusat, Netmonk Prime saat ini juga telah dipercaya lebih dari 15 perusahaan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan monitoring jaringan mereka.
“Fitur-fitur unggulan Netmonk Prime seperti otomatisasi laporan secara real-time notification terbukti mampu mendukung kebutuhan di berbagai perusahaan dan instansi,” kata Direktur Digital Business Telkom, Fajrin Rasyid, Rabu (28/3/2023), di Jakarta.
Kerjasama antara Netmonk dan BPKP juga terjalin melalui pelatihan bersama. Diawali pada pertengahan Januari 2023 lalu, Netmonk menyambangi BPKP untuk memberikan penjelasan mengenai berbagai fitur Netmonk yang telah disesuaikan dengan kebutuhan BPKP.
Melalui kegiatan ini, BPKP juga menjadi lebih terbantu dalam mengevaluasi kinerja jaringannya.
Sub Koordinator Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi BPKP, Wahyu Anggoro, menyampaikan, penggunaan Netmonk Prime telah memenuhi kebutuhan BPKP untuk melihat up and down dari sisi perangkat, sisi penggunaan traffic. “Dan juga kita bisa memantau kesehatan perangkat,” kata Wahyu Anggoro.
Dengan memanfaatkan Netmonk Prime dari Leap-Telkom Digital, BPKP menjadi lebih terbantu untuk mengetahui potensi terjadinya gangguan jaringan.
Netmonk Prime dapat memberikan peringatan atau alert ketika ada perangkat jaringan mana saja yang mengalami masalah sehingga tim informasi teknologi (IT) BPKP dapat lebih cepat mengantisipasinya.
Wahyu menambahkan, sebelum menggunakan Netmonk Prime, alur penanganan gangguan jaringan lebih rumit dan tidak praktis. “Karena tim IT harus mengumpulkan data-data yang diperlukan secara manual,” terang Wahyu.
Dengan adanya Netmonk Prime ini BPKP bisa mendapatkan alert dari hal-hal critical yang terjadi pada penggunaan bandwidth.
Koordinator Operasional dan Keamanan IT BPKP, Fahmi Kurniawan, menyampaikan pengalaman terkait salah satu critical alert yang pernah diterima BPKP Pusat berkat bantuan dashboard Netmonk Prime ketika kapasitas penggunaan bandwidth di BPKP Maluku Utara lebih dari 70 persen.
Berkat peringatan itu, Tim IT BPKP Pusat bisa langsung melakukan pemeriksaan dan penanganan lanjutan agar penggunaan bandwidth tidak melebihi kapasitas.
Setelah diperiksa, ternyata benar ada penggunaan bandwidth lebih dari 70 persen. “Sebelumnya, kami belum pernah mendapatkan peringatan seperti itu,” kata Koordinator Operasional dan Keamanan IT BPKP Fahmi Kurniawan.
Bagi Fahmi, penggunaan Netmonk Prime sangat membantu dengan dashboard yang informatif.
Netmonk merupakan bagian dari Leap-Telkom Digital sebagai umbrella brand dari produk-produk digital PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom).
Melalui produk digitalnya yang saling bersinergi, Telkom berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan platform digital cerdas yang berkelanjutan di Indonesia. Informasi lebih jelas mengenai Netmonk terangkum di https://netmonk.id/. (Fan)